Isabel jadi merasa bersalah, karena bagaimana pun juga dirinya lah yang telah membuat keributan itu terjadi hingga membuat anggota keluarga yang lain merasa jadi tidak nyaman. Seandainya saja dirinya bisa menahan diri untuk tidak emosi, mungkin ini semua tidak akan terjadi. Isabel jadi semakin menganggap dirinya lah yang telah merenggut ketenangan dari rumah mertuanya.
"Cameli, kamu baik-baik saja?" tanya Ayah Bondan saat Cameli telah berdiri.
"Tidak apa, Pak. Saya baik-baik saja," jawab Cameli.
"Baguslah jika memang begitu. Sudah, semuanya cepat sarapan saja," titah Ayah Bondan.
"Bunda," ucap Isabel yang medekat pada Bunda Arin dan menyentuh bahunya.
"Iya, Sayang," sahut Bunda Arin.
"Apa Bunda ingin kembali ke kamar? Biar Isabel yang antar Bunda ke dalam," tawar Isabel.
