Detak jantung Kania sudah tak terkendali. Detak jantungnya dua kali lebih cepat dari biasanya. Hatinya berdesir tak karuan saat orang yang dia cintai terjatuh diatas tubuhnya.
Bima mulai merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya saat dia bertatapan sangat dekat dengan Kania.
Kedua tangan Kania menyentuh dada bidang milik Bima. Kania dapat merasakan detak jantung Bima yang begitu cepat. Sedangkan tangan Bima menahan ke sebuah lantai untuk menopang tubuhnya.
Setelah beberapa saat mereka bertatapan dan membiarkan posisi mereka seperti itu, Bima tersadar dari lamunannya. Dia menyadari posisinya saat ini sangat intim, dengan segera Bima menyingkirkan tangan Kania dari dadanya. Setelah itu dia segera berdiri dan merapikan jasnya yang kusut. Bima kembali menormalkan dirinya seperti biasa, sifat angkuh dan sombongnya kembali ia perlihatkan.
