Azam dan Isabel pun kembali terdiam secara bersamaan karena mengingat kondisi Anin saat ini. Mereka berdua sudah tidak tega membiarkan Anin terus berada di dalam rumah sakit jiwa seperti itu. Apalagi saat ini Anin sudah memiliki seorang bayi, pasti bayinya juga ingin diasuh oleh ibu kandungnya sendiri. Meskipun Isabel juga merawat bayi itu seperti ibu kandungnya sendiri, tapi tetap saja seorang bayi butuh pelukan hangat ibu yang telah melahirkannya.
"Mas Azam, Isabel sayang," ucap Azam dan juga Isabel secara bersamaan. Mereka berdua pun kemudian langsung tersenyum karena tidak sengaja berbicara secara bersamaan.
"Kamu dulu saja, Sayang," titah Azam.
"Enggak ah. Kamu aja, Mas. Lagian tadi aku mau ngomong juga ga penting-penting amat kok. Hehe, aku hanya ingin memecahkan keheningan ini aja," aku Isabel.
"Loh, samaan berarti kamu dengan Mas Azam, Sayang. Haha, jangan-jangan kita jodoh," cicit Azam.
"Haha, ya bisa jadi, Mas," ujar Isabel.
