"Mau bagaimana supaya Ayah bisa menerimaku? Supaya aku bisa melakukan sesuatu sesuai keinginanku sendiri, ha?!" tanya Pangeran Rhysand tanpa gentar.
"Rhsyand!" pekik Pangeran Emerald. Matanya merah menyala, mengontrol supaya adiknya itu tak bicara sembarangan kepada Ayahnya sendiri.
Walaupun sudah dimarahi. Tanpa takut, Pangeran Rhysand membalaskan tatapan itu. "Kenapa? Apa yang salah? Aku hanya mengucapkan apa yang ingin ku katakan! Salah?!"
Pangeran Emerald sudah tak habis pikir lagi dengan adiknya. Dia menggeram. "Rhysand, lebih baik kamu pergi sekarang dari sini. Kamu pulang sebelum aku atau Ayah akan makin marah kepadamu!"
"Kakak, apakah ini adil untukku? Aku sedang berbicara kepada Ayah, memintanya supaya membatalkan perjodohan dengan Puteri Rebecca!" teriak Pangeran Rhysand.
"Akan tetapi apa, Kakak malah mengusirku?" sahut Pangeran Rhysand.