"Apakah aku boleh mencobanya?" tanya Audrey kepada Sang Kusir.
"Tentu saja. Kamu boleh mencobanya." ucap Sang Kusir.
Karena mereka semua asyik makan makanan di hadapannya, Sang Kusir membiarkan Pangrean Rhysand berada dalam kelaparan.
Karena Pangeran Rhysand ditinggalkan oleh perang air antara Audrey dan dirinya, lelaki itu memberengut segera ikut bergabung kepada Sang Kusir dan Audrey.
"Makanlah, Pangeran Rhysand. Ini enak sekali." ucap Audrey menggigiti ikan bakar di depannya.
Sang Kusir juga meringis, "Tuanku Pangeran boleh mengambil berapa saja. Kalau masih ada."
Pangeran Rhysand menghembuskan napas panjang. Ia duduk di antara mereka. Pangeran itu sudah tak peduli lagi dengan penampilannya, sudah dekil, kotor, basah, dan buluk. Tetapi, rambut Pangeran Rhysand masih saja mempesona.
Rambutnya menjuntai legam dengan ujung yang menitikkan air. Wajahnya juga masih keren saja, walaupun cukup kotor, terkena beberapa pasir sungai.