Chereads / THE ADVENTURES OF EL THE WICHT / Chapter 5 - Ini adalah Keinginanku!

Chapter 5 - Ini adalah Keinginanku!

Apapun akan kulakukan demi mereka yang kunantikan kehadirannya.

~ Elra ~

"Tidak akan pernah El!!"

El menatap Stev, sang kakek dengan memelas berharap sang kakek memperbolehkan keinginannya itu.

Stev menggeleng tegas. "Tidak ya tidak El. Jangan memaksa kakek"

El cemberut sambil menggembungkan pipinya bertanda bahwa ia kesal. El menatap kakeknya marah. Stev yang melihatnya pun terkejut karena ini pertama kalinya El memperlihatkan kemarahanna. Marlin yang baru saja duduk di sofa bersama kedua orang itu pun terkejut melihat kemarahan El.

El langsung berdiri. "Apa yang salah? kenapa kakek melarang? Kedua orang tuaku bahkan memberikan tanggung jawab itu padaku karena mereka percaya padaku sedangkan kakek?" El langsung pergi dari sana dengan marah. Bahkan rambutnya yang awalnya sudah ia warnai menjadi hitam kembali berwarna putih keemasan bahkan ada warna ke merahan dengan kedua mata berwarna netra emas gelap yang baru saja di perlihatkan oleh El.

Melihat itu stev ingin mengejar El tapi di cegah oleh Marlin.

Stev menatap Marlin ingin protes kenapa arlin menghalanginya tetapi melihat tatapan sendu dan gelengan sang istri Stev langsung diam. Stev kembali duduk di samping Marlin.

"Tenangkan dirimu Stev sebelum sesuatu yang tak ingin kau lihat terjadi. Sekarang el di penuhi oleh kemarahan. Ingat stev jangan gegabah." Pesan Marlin yang membuat Stev yang mendengar itu menghela nafas. Ia kembali menatap ke arah El pergi kemudian menunduk.

"Aku sudah keras padanya , marlin. Aku tidak menyangka reas dan bella menemuinya di dalam mimpi dan mengatkan segalanya. Padahal aku sudah berpesan pada mereka jangan mengatakannya dulu pada el sebelum El mampu" Ucap Stev sambil memijat pangkal hidungnya. Mendengar ucapan suaminya, Marlin terkejut bukan main. Marlin langsung bertanya kepada suaminya dengan suara pelan yang terdengar gemetar.

"R-Reas dan Bella? B-bagaimana bisa. Bukanya hanya dirimu yang bisa mereka datangi melalui mimpi bagaimana bisa mereka menemui El dalam mimpi" Tanya Marlin tak percaya. Tentu saja Marlin tak akan percaya karena mereka yakin Reas dan Bella yang mengatakan itu sendiri. Dan mereka juga sangat yakin itu tak akan terjadi karena mereka sudah.... oh ini sangat tak mungkin!!!?.

Stev menoleh menatap istrinya. "Aku pun tak tau. Semuanya di luar perkiraanku. Kau lihat bukan perubahan itu? ini sudah kedua kalinya. Untung saja ini tidak parah seperti saat kejadian El mengethui kedua orang tuanya meninggal. Aku tidak ingin itu terjadi lagi. Jika perubahanya sudah melewati kelima kalinya aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi" Stev kembali memijat pangkal hidungnya. Saat merasa usapan pelan di punggungna stev kembali menatap Marlin. Marlin meggeleng.

"Kita pikirkan ini nanti. Dan pikirkan kembali keinginan El, Stev. Kau tau el dapat melakukan apapun bila menurutnya itu benar. Aku bukannya mengizinkan El, tapi aku tak ingin yang kau katakan itu menjadi kenyataan. Kumohon pikirkan lagi, yah ?" saran arlin. Marlin tau Stev suaminya itu tak akan pernah mau terjadi sesuatu kepada cucu mereka apalagi El yang memiliki takdir yang tak biasa seperti kedua saudaranya itu. takdir yang membuatnya berada di dalam mara bahaya dan tugas besar yang hanya dirina yang mampu melakukan itu.

Tanpa Stev dan Marlin ketahui. El mendengar seluruh pembicaraan mereka setelah El pergi. Awalnya El berniat kembali dan meminta maaf pada sang kakek, tapi entah kenapa El tak ingin menghampiri kakek dan neneknya dan ia malah mendengarkan pembicaraan mereka. El memegang ujung rambutnya. El baru menyadarinya bahwa rambutnya berubah warna. Padahal ia baru saja mewarnai rambutnya dengan tanaman yang dapat megubah warna rambutnya menjadi hitam. Akan tetapi rambutnya kembali pada warna aslinya yaitu putih ke emasan bahkan sekarang rambutnya memiliki warna merah terang. Bukan hanya itu bahkan warna kedua netra matanya pun berubah menjadi emas gelap.

El memilih pergi ke kamarnya dan meredahkan emosinya lalu kembali merubah warna rambutnya tentu dengan warna netra barunya itu menjadi warna netra biru saphire. Tapi saat El bercermin di cermin kamarnya warna rambutnya sudah berubah menjadi hitan dan netra matanya berubah menjadi biru saphire. Melihat itu El tak lagi terkejut karena seperti yang di katakan kakeknya. El dulu pernah berubah di saat mendengar kabar palsu kedua orang tuanya. Tapi kakeknya salah ini sudah ketiga kalina El berubah. yang pertama kalinya sebenarnya bukan saat El mendengar kabar itu, itu adalah yang kedua. Sedangkan yang pertama itu di saat adiknya di serang oleh beruang, El juga berubah di usianya lima tahun. Rambut El berubah menjadi merah sepenuhnya dengan ujung berwarna emas terang dan ada sedikit warna hitam. Bahkan yang ia lihat di penglihatan adiknya ia juga memiliki tanduk di kepalanya warna matna menjadi merah darah. Beruang itu mati dengan mengenaskan di tangan El.

El menggelengkan kepalanya saat mengingat itu semua. El merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang lembut dan empuk itu. ia memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpinya yang selalu dapat membuat ia tenang.

Sebelum memasuki alam mimpi. El menggumamkan sesuatu seperti. "Maafkan aku kek, ini adalah keinginanku, komohon mengertilah"

***