Di saat perpisahan terjadi berarti akan ada awal per temuan menanti.
~ Ey ~
Setelah semuanya yang terjadi kemari, El pun di perbolehkan oleh sang kakek untuk menjelajahi hutan keramat magiczend. Dengan syarat,
Pertama :El jangan memandang rendah mahluk apapun di dalam hutan.
keduan :jangan gegabah dan ceroboh.
ketiga :El harus mengunjungi goa yang ada di danau sihir biru.
Goa sang pelindung hutan, untuk membuat pelindung di sana karena goa itu adalah jantung dari hutan itu. dan Rl menanggupinya dengan cepat.
Dua hari lagi El baru akan berangkat. Sebelum itu ia banyak membuat peralatan pelindung dan bahan makan karena ia tidak tau kapan pulang. Tapi Stev memberi El waktu dua bulan dan bila El belum pulang, Stev yang akan turun tangan mencari El sendiri dan kembali El menyangupinya atau mengiyakan.
Dan sekarang El berada di dalam lab-nya untuk membuat topeng perubahan karena ia tak ingin di ketahui bahwa ia adalah seorang perempuan. Ya walaupun El tak merasa teranggu atau tersinggung, tapi ia tidak ingin di pandang lemah dan segalanya karena seorang perempuan akan selalu di anggap lemah kan? Jadi ia akan membuat topeng perubahan pertama karena topeng perubahan tak ada disini. Maksdunya di dunia ini. Di dunia El yang dulunya pun sebenarnya tak ada tapi entah kenapa El sangat ingin dan juga ia merasa sangat mampu membuatnya. Dan yang pertama ia buat adalah topengnya. El tinggal mengukirnya sesuai dengan keinginannya. Bahan topeng itu adalah salah satu pohon sihir kuat yang kakeknya dapatkan di sekitar danau air terjun yang sering El jadikan tempat mandi.
Setelah ukiran selesai. El menggunakan sihir altonti yang ia buat sendiri. Sihir altonti ini adalah sihir perubahan tapi melalui benda berbeda dengan sihir alton yang dapat langsung mengubah wujud tapi sihir alton ini menghabiskan banyak sihir jadi El memilih menggunakan sihir altonti yang ia masukan ke topeng yang ia buat. Di saat El mengucapkan mantra sihir altonti, sebuah lingkaran sihir berwarna orange tergambar di atas topeng itu. Topeng itu melayang ke arah lingkaran sihir itu setelah melayang melewati lingkaran sihir itu topeng yang di buat El bercahaya berwarna orange dengan terang kemudian bersamaan cahayanya meredup topeng itu pelan-pelan turun dan jatuh ke atas meja.
"Yes!!! Topengnya selesai!!!" teriak El dengan kencang. Ia ambil topeng itu kemudian mencobanya.
"Altonti" Ucap El setelah menggunakan topeng itu. Tubuh El sedikit demi sedikit berubah seperti yang El bayangkan di kepalanya. Karena sihir ini hanya dapat berkerja meningikuti bayangan di dalam pikiran sang penggunanya sedang kan El ingin berubah menjadi seorang anak laki
-laki berusia tiga belas tahun yang memiliki wajah yang mirip dengan kedua saudara laki-lakinya hanya warna rambutnya saja yang berubah menjadi warna asli dari El yaitu rambut putih ke emasan dengan netra emas dan hijau giok.
Dan setelah seluruh tubuh El berubah tiba-tiba pintu lab-nya terbuka dengan keras.
"El apa yang sedang kau kerjakan sampai berteriak bengitu, hah? Dan cahaya apa i...tu?!"
El langsung menoleh menatap ke arah pintu yang terbuka di sana El melihat neneknya, Marlin menatap ke arahnya dengan terkejut.
Marlin menunjuk ke arah El sambil bertanya. "S-siapa kau?"
El menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Hehehe... nenek ini aku, El" Ucap El sambil memegangi wajahnya kemudian menggumamkan "Altonti" Setelah ia menarik topeng di wajahnya El berubah kembali ke wujud aslinya.
Wujud gadis cantik berusia delapan tahun dengan rambut panjang sebahu.
Marlin langsung menghampiri El dengan secepat kilat. Ia pandangi El dari atas kebawah. "Itu benar kau El?" tanyanya dan di jawab dengan cengegesan dan anggukan oleh El.
"Amazing bukan ciptaanku atau benda buatanku ini nek? topeng perubahan!!!" seru El dengan ceria. saat El ingin memakai kembali topeng itu mencoba menjadi wujud yang baru Marlin malah lebih dahulu merebutnya dengan cepat.
El merenggu kesal. "Nenek? Apa yang Nenek lakukan?" tanya El kesal karena neneknya tidak mengembalikannya. Marlin malah bertanya bagaimana El bisa membuat itu jadi El menjawabnya.
"Dengan kayu dan sihir" Jawab El.
Marlin menghela nafas jengah. "Ayolah El, Jangan bercanda dengan nenekmu ini"
"El tidak bercanda nek."
Marlin memilih menghiraukan El dan beralih melihat dengan teliti topeng yang baru saja di ciptakan oleh cucunya itu. Ia mengangguk melihat keterampilan El dalam mempahat topeng itu.
"Bagaimana cara kerjanya?" tanyanya.
"Dengan sihir altonti dan bayangan saja"
Marlin terlihat bingung dengan jawaban El. "Maksudmu bagaimana?"
"Setelah mengucapkan mantra sihir altonti, nenek hanya perlu membayangkan nenek ingin menjadi siapa atau menjadi apa" terang El menjelaskan.
Marlin mengangguk paham kemudian ia mencoba memakai topeng itu. Setelah mengucapkan mantranya tubuh dan penampilan Marlin berubah menjadi seorang wanita cantik berambut hitam gelombang yang usianya sekitar dua puluh ke atas.
"Wow!!! Nenek menjadi muda dan cantik!!" puji El melihat perubahan sang nenek.
Marlin mendengus. "Jadi selama ini Nenek tidak cantik?" tanyanya sambil berjalan mendekat cermin full body milik El. El hanya cengengesan mendengar ucapan sang neneknya tanpa niat menjawab. El menatap Marlin yang berpose dengan wujud perubahannya. El mendekati sang nenek.
"Nenek" panggilnya.
Marlin menoleh. "Ada apa, El?" jawab Marlin kembali melihat pantulan dirinya di dalam cermin.
"Wujud siapa itu nek? Nenek berubah menjadi siapa?"
Marlin berbalik. "Ini? Ini diri nenek sendiri. Nenekmu yang berusia dua puluh lima tahun. Begini wujud nenek saat itu. cantik bukan?" tanya Marlin sambil memutar tubuhnya.
El hanya mengangguk-anguk menjawab ucapan sang nenek kemudian ia ulurkan tangan kanannya ke depan. Marlin menatap tangan El yang teruluran kepadanya itu seakan bertanya untuk apa tanganmu itu terulur begitu? apa yang kau minta? Ya, begitulah perkiraan El tentang tatapan sang nenek.
"Itu, topeng perubahan buatanku. Aku ingin melihat apakah ada yang kurang atau tidak dengan topeng itu. Karena tadi itu masih masa pencobaan nek, bisa saja sihir topeng itu ada efek sampingnya kan? Jadi kembalikan yah, nek?" pinta El berusaha sopan.
Mendengar ucapan El, Marlin langsung melepas topengnya setelah mengucapkan mantra sihir itu. "Mengapa tidak mengatakan sedari tadi. Bagaimana kalau topeng ini tak mau lepas dari nenek?" ucapnya sambil memberikan topeng itu kepada El.
"Bukannya bagus? Nenek menjadi lebih muda dan lebih cantik"
Marlin mendelik mendengar ucapan El. "Kalau begitu kau ingin kakekmu tua sendiri?! Nenek sih tidak masalah, tapi bagaimana dengan kakekmu? Bisa-bisa dia langsung jantungan melihat nenekmu ini menjadi sangat muda sedangkan dia semakin menjadi tua dan keriputan"
"Heheh... Benar juga yah, nek"
***