Di bagian selatan Hutan Keramat Magiczend. Danau sihir biru.
Di tepian danau sihir biru terlihat seseorang bertujung hitam berdiri dengan diam. Ia menatap air danau yang tenang itu dengan tatapan penasaran dan bingung. Orang itu membuka tudung jubahnya dan nampaklah seorang pemuda rupawan yang berambut hitam dengan netra berwarna biru saphire. Pemuda itu terlihat masih muda berusia sekitar tiga belas tahun.
"Altonti"
Tiba-tiba cahaya berwarna orange keluar dari tubuh pemuda itu setelah ia menggumamkan sesuatu. Bersamaan menghilangnya cahaya itu, buka seorang pemuda yang ada di balik cahaya tadi melainkan seorang gadis kecil berusia delapan tahun dengan jubah bertudung hitam. Gadis cantik berambut putih keemasan sebahu dengan dua warna netra mata yang berbeda emas dan hijau giok. Dan gadis itu tak lain adalah Eleftheria Yorkanozafell yang sedang menyelusuri Hutan Keramat Magiczend. Ia di minta oleh kedua orang tuanya untuk melindungi penghuni dan segalannya yang berada di dalam hutan itu. meskipun kedua orang tuanya menemuinya melalui mimpi dan malah memintanya melindungi para penghuni hutan tapi El senang karena setidaknya ia dapat bertemu walaupun melalui mimpi.
El menghela nafas kemudian berjalan mendekati danau, setelah itu ia menunduk. menatap pantulan dirinya dari air danau. El memegangi ujung rambut putih keemasan sebahunya itu.
"Sepertinya aku harus menggunakan bunga Robiru lagi setelah memasuki goa itu" gumamnya kemudian kembali berdiri tegak. Ia menatap ke arah air terjun yang ada di seberang danau tempat ia berdiri.
El melangkah dan berjalan dengan mudah di atas permukaan air danau. Gadis cantik itu kembali menghela nafas.
"Ini semua harus kulakukan. Kakek berpesan agar aku tidak menggunakan sihir anehku itu jika berada di dekat goa sang pelindung hutan ini sebelum membuat pelindung. Entah apa alasannya, tapi setidaknya tidak masalah menggunakan sihir alami kan? seperti ini. graviti dan keseimbangan fisik" Gumam El mengoceh sendiri. Dan tanpa El sadari ia sudah berada di depan air terjun yang menjadi pintu goa sang pelindung. El hanya mengarahkan tangan kanannya kedepan dan kemudian air terjun di depannya terbelah menjadi dua dan terlihat seperti tirai yang di buka.
El berjalan di antara belahan air terjun itu dan setelah El masuk ke dalam, air terjunnya kembali menuntup seperti sebelumnya.
Setelah air terjun itu menutup tak ada sama sekali cahaya matahari yang masuk. Di dalam sana hanya ada batu sihir dan batu baja saja yang menyinari goa itu. Meskipun cukup terlihat terang tetapi El tetap membutuhkan penerangan tambahan. Jadi El menjetikan jarinya dan keluarlah bola-bola api berwarna merah menghiasi dinding goa. Dan sekarang El dapat menyelusuri goa itu dan mencari inti goa untuk membuat pelindung hutan.
El terus berjalan menyelusuri goa sampai tidak terasa ia sudah berada di dalam inti goa itu. Di inti goa itu di penuhi oleh Berlian, Batu sihir, Batu besi dan batu Baja. Bahkan begitu banyak tumbuhan Hipokute, tumbuhan yang dapat membuat potion pemulih. Wow!! El meluncat kegirangan melihatnya. Setelah membuat pelindung, El akan mengambil semua yang ada di goa ini. Entah untuk di apakan, tapi El ingin mengambilnya semua. Karena kalau saja nanti di perjalanan ia akan terluka atau bagaiman. Ya walaupun sebenarnya El memiliki sihir pemulih yang tak kalah hebatnya dari potion pemulih itu.
Setelah segala yang sudah El lakukan ia beralih ke tengah-tengah inti goa itu kemudian membuat lingkaran sihir pelindung yang besar. Yang bahkan tanpa El sadari besar lingkaran sihirnya sama dengan seluruh Hutan Keramat Magiczend.
El menutup matanya setelah berlutut dan meletakan kedua tangannya kebawa menentuh tanah.
"Protecrs" Ucap El dan setelah itu cahaya berwarna ungu menyinari seluruh Hutan Keramat Magiczend. Bahkan Stev dan yang lainnya dapat merasakan sihir besar El yang melindungi hutan itu.
Setelah selesai, El kemudian mengambil seluruh batu dan tumbuhan yang ada di dalam goa itu. El menggunakan sihir Predator miliknya yang ia beri nama Takzn. Sihir pengambil. Jadi segala benda yang El ambil terhisap ke tangannya dan berkumpul di dalam tubuhnya. Dan bila El ingin mengeluarkan benda itu cukup gampang, ucapkan mantranya dan keluarlah apa yang El hisap. Tapi kalau El menghisap tumbuhan yang memiliki fungsi yang bagus. Maka El akan mencairkannya seperti tumbuhan Hipokute. Setelah El hisap dan bila El keluarkan dari tubuhnya bukan tumbuhan yang keluar melainkan gumpalan potion murni. Hah, beruntungnya El dapat membuat dan memikirkan sihir pengambilnya ini. Bahkan kakek dan neneknya tidak mengetahui kalau El memiliki sihir ini. Mungkin El akan mengatakannya setelah ia pulang dari hutan ini dua bulan kemudian.
Setelah menghisap semua yang ada di dalam inti goa itu. El pun berniat keluar dari goa itu. Tapi El keluar memalui jalan yang lain karena ia merasakan keberadaan hewan berukuran besar di jalan yang baru saja ia lalui saat masuk tadi. Tapi ternyata hewan itu juga mengetahui keberadaan El karena hewan itu tiba-tiba menghadang El.
Lipan iblis. Itulah nama hewan yang pertama menghadang El. El menggunakan sihir Predator kedua miliknya yaitu sihir Imatnor. Sihir ini meniru bukan mengambil jadi El berubah menjadi Lipan iblis dan melawan Lipan iblis itu. sekali serangan Lipan iblisnya mati. Setelah kembali kewujud semulanya El kemudian menggunakan sihir Takzn untuk menghisap Lipan iblis itu. Bukannya kenapa? El hanya saja sulit menggunakan sihir Imatnor karena sihir itu belum sepenuhnya sempurna. Jadi El tidak bisa selalu meniru.
Setelah Lipan iblis. Ular hitam , Kadal berjirah, Black spider, Giant bat yang menghadang El. Tapi semuanya kalah telak melawan El dan sekarang El memiliki wujud hewan untuk meniru dalam bentuk atau kekuatannya. Dan sekarang El sudah berada di depan pintu air terjun. El tidak perlu mantra karena air terjun itu seakan mengetahui keberadaan El jadi air terjun itu terbelah dengan sendirinya dan kembali menutup setelah El keluar.
Setelah El keluar dan pergi dari danau itu El malah bertemu dengan sekumpulan goblin lemah dan kurus. Sekali El menggunakan sihir anginnya mungkin semua goblin itu kalah telak.
***