Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Chief War of the End

Mustika_Adiratna_2
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.7k
Views
Synopsis
Ledakan nuklir yang terjadi pada tahun 2050 membuat beberapa populasi manusia mengalami mutasi genetik. Mereka yang terkena radiasi nuklir, memiliki semacam kekuatan yang disebut Exous. Orang yang memiliki kekuatan tersebut dipanggil dengan sebutan Exousia. Kekuatan tersebut memiliki banyak jenis. Akan tetapi, karena keserakahan manusia, mereka ingin mendominasi menjadi Exousia terbaik di dunia. Akibatnya, perang antar negara yang memiliki Exousia tidak dapat dibendung lagi. Namaku adalah Alpha van de Krust. Aku mempunyai cita-cita untuk membentuk suatu negara yang damai tanpa mempedulikan tingkatan Exous. Aku sendiri seorang Exousia, namun aku tidak pernah mengungkapkan Exous apa yang ku miliki. Untuk mewujudkan cita-citaku, aku masuk ke dalam akademi militer di kota Kaia.
VIEW MORE

Chapter 1 - Komandan Divisi Medis

Pagi hari yang cerah. Terlihat burung-burung terbang dengan kicauannya. Mentari yang sedang memancarkan sinarnya membuat semua tanaman seolah-olah bersinar. Tak luput suara dari prajurit yang sedang melakukan olahraga pagi. Teriakan mereka membuat seseorang terbangun.

"Hoam. Jam berapa ini?" ucapku

"Komandan, kau harus bergegas. Sebentar lagi akan ada acara pelantikan untukmu"

"Iya, iya. Siapkan bajuku. Aku akan mandi sebentar"

Namaku adalah Alpha van de Krust, seorang komandan divisi medis. Itu memang benar karena hari ini aku dilantik menjadi komandan divisi medis. Saat ini, di sebuah kota yang bernama Doreena terjadi perang yang tak dapat dihindari. Semua remaja, baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk mengikuti perang tersebut.

Aku sudah berganti dengan baju yang sangat mewah. Jujur saja, aku sangat tidak nyaman memakai baju ini. Aku sudah menolaknya berkali-kali, tetapi komandan tinggi tetap memaksaku untuk memakai baju ini pada saat proses pelantikan. Aku membencinya.

"Kau sangat cocok memakai baju itu" puji Omega von eis Feel.

Omega von eis Feel adalah komandan tinggi dalam semua divisi. Tugas dari komandan tinggi adalah mengatur dan mengawasi kinerja semua divisi. Dalam peperangan yang terjadi saat ini, komandan Omega membentuk 7 divisi yang terdiri dari divisi tempur, divisi logistik, divisi medis, divisi informasi, divisi reparasi, divisi peralatan dan persenjataan, dan divisi pertahanan.

"Diamlah Pak Tua. Jika ini bukan karenamu, aku tidak akan memakainya"

"Apa kau serius menjadi Komandan Divisi Medis? Kau tidak mau memikirkannya lagi? Kau masih sangat muda, bahkan kau adalah komandan divisi termuda pertama."

"Aku sudah membulatkan keputusanku. Lagipula, satu-satunya posisi komandan divisi yang kosong saat ini adalah komandan divisi medis"

Komandan Omega tidak mengucapkan satu kata pepatah pun setelah mendengar tekadku. Aku tahu maksud komandan Omega mengatakan hal itu kepadaku. Sebelumnya, ia juga membujukku untuk menjadi Komandan Divisi Informasi, namun aku menolaknya. Aku mempunyai alasan tersendiri mengapa aku mau menjabat sebagai Komandan Divisi Medis.

Semua prajurit berbaris dengan rapi untuk melaksanakan upacara pelantikan Komandan Divisi Medis. Proses pelantikan Komandan Divisi Medis berlangsung dengan lancar. Setelah itu, aku menyampaikan sepenggal pidato di hadapan mereka semua.

"Akhirnya selesai juga. Dasar pak tua, ku kira proses pelantikannya cepat, ternyata cukup lama. Aku sudah tidak tahan memakai baju ini"

Tiba-tiba ada seseorang membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Komandan, apakah kau sud-"

Seketika gadis itu menatapku yang sedang berganti baju. Saat ini, aku hanya bertelanjang dada saja.

"Maafkan saya komandan, saya izin pamit dahulu. Jika komandan sudah selesai mengganti baju, silahkan hubungi saya" ucap gadis itu dengan nada bersalah.

"Lain kali, kalau mau masuk ke ruangan, harus ketuk pintu terlebih dahulu. Sudahlah, itu tidak penting. Kau siapa?" tanyaku dengan nada yang cuek.

"Astaga, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku adalah Beta Sinoa. Sebelumnya, aku hanyalah seorang prajurit wanita dari divisi logistik. Akan tetapi, satu bulan sebelum anda dilantik, aku ditunjuk oleh komandan tinggi sebagai wakil komandan divisi medis" jelas gadis itu dengan nada yang tenang.

Aku rasa, gadis ini cepat sekali beradaptasi. Dan dia sekarang adalah wakil komandanku.

"Bapak Tua itu lagi, sial"

"Maaf komandan, apakah anda mengatakan sesuatu?"

"Tidak. Lupakan"

Tanpa basa-basi, aku menyuruhnya untuk mengemasi barang-barangku yang nantinya akan digunakan di divisi medis. Memang, ini seperti perintah yang biasa, akan tetapi aku bisa menilai sifatnya dari cara dia mengemasi barang-barangku.

"Wah, kau cukup ahli ya dalam urusan mengemasi barang" pujiku

"Hal itu sudah menjadi suatu kebiasaan di divisi logistik. Anda tidak perlu berlebihan untuk memujiku"

Aku rasa gadis ini dapat diandalkan. Bagaimana bisa bapak tua itu mencari orang seperti dirinya untuk dijadikan wakil komandanku? Sial, aku tidak tahu apa yang ada di pikiran bapak tua itu.

"Beta, ayo kita berangkat. Sebelum itu, kau tidak perlu terlalu formal denganku. Kau bisa memanggilku Kak Alpha"

"Saya tidak dapat melakukan hal tersebut, komandan. Anda adalah orang penting, bagaimana bisa saya hanya memanggil anda dengan sebutan yang rendahan seperti itu?"

Gadis ini diluar dugaanku. Dia mengetahui tata krama dalam militer. Akan tetapi, dia tidak tahu siapa aku.

"Aku mengerti. Lain kali, kau harus memanggilku kak Alpha"

"Baik, kak Al- eh, tidak bisa. Aku tidak bisa melakukan hal-"

"Sudah, turuti saja perintahku. Nantinya kau akan terbiasa dengan sebutan itu.

Aku dan Beta menaiki kendaraan menuju barrack divisi medis. Aku tidak sabar bagaimana reaksi mereka ketika ada komandan baru di divisi mereka setelah sekian lama.