Chereads / Chief War of the End / Chapter 2 - Barrack Divisi Medis

Chapter 2 - Barrack Divisi Medis

"Apa kau tahu, si Alpha menjadi komandan Divisi Medis"

"Benarkah? Sangat disayangkan, padahal divisi tersebut sangatlah tidak berguna"

"Kau benar. Dari dulu, aku ingin menghancurkan divisi itu"

***

Terdengar suara ketukan pintu. Awalnya, suara tersebut tidak begitu keras, namun perlahan-lahan, suara ketukan tersebut menjadi keras.

"Komandan, buka pintunya. Ini sudah pagi" teriak Beta.

Tak lama kemudian, aku terbangun karena suara bising tersebut.

"Ya ya, aku sudah bangun. Hentikan ketukanmu itu" jawabku.

"Aku tidak akan berhenti sebelum komandan membuka pintunya" sahut Beta.

Gadis ini, saat pertama kali bertemu, dia terlihat malu, sekarang dia terlihat keras kepala. Yah, apa boleh buat, aku berjalan menuju pintu. Sebenarnya, aku masih mengantuk, hanya saja aku mempunyai firasat jika aku tidak bangun sekarang, Beta akan menjadi sesuatu yang "liar" dan mungkin itu sangat merepotkan untukku. Aku membukakan pintu dan mempersilahkan Beta masuk ke kamarku.

"Komandan, anda tidak boleh bangun kesiangan terus-menerus. Aku tahu menjadi komandan adalah tugas yang berat, akan tetapi, komandan harus memperhatikan anak buah komandan juga" ucap Beta.

Aku sudah bosan mendengar ucapan itu. Tak lama kemudian, aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tiba-tiba, aku merasa pusing. Aku melihat sesuatu.

"Jadi, ini adalah Barrack Divisi Medis. Tempat yang indah untuk ku hancurkan"

Sepertinya, dalam beberapa waktu kedepan, Barrack Divisi Medis akan kedatangan mara bahaya. Inilah saat yang ku tunggu-tunggu.

"Beta, kumpulkan semua prajurit di lapangan. Ada yang ingin aku sampaikan"

Beta tampak terkejut melihatku mengatakan hal tersebut dengan serius. Yah, mungkin ini pertama kali Beta melihat diriku dalam mode serius.

"Baik, komandan. Saya sudah menyiapkan baju komandan"

"Wah, kau sudah tidak terkejut lagi melihatku seperti ini" ucapku sambil mengambil baju yang telah disiapkan oleh Beta.

"Komandan pernah mengatakan bahwa saya harus terbiasa dengan hal itu. Apa perlu, saya bantu komandan untuk mengenakan baju?"

Gawat, aku kira dia hanya gadis yang polos. Lama-kelamaan dia menunjukkan sisi aslinya. Aku pikir, Beta akan menunjukkan sifat aslinya terhadap orang yang dia percaya. Jika terus menerus seperti ini, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Sebaiknya, aku tidak membuat Beta berubah menjadi mode "liar".

Berkat usaha Beta, semua prajurit berkumpul di lapangan. Aku harus menyampaikan hal ini, karena aku tidak ingin Divisi Medis hancur.

"Ada apa yah Komandan memanggil kita?"

"Aku juga tidak tahu. Biasanya Komandan hanya mengawasi kita saat melakukan latihan fisik"

"Aku penasaran, apakah ada tugas yang akan diberikan kepada kita"

Aku mendengar semua prajurit saling berbisik. Yah, aku tahu apa yang mereka pikirkan, akan tetapi, melihat hal ini membuatku tidak nyaman. Sepertinya mereka perlu tambahan latihan untuk melatih kedisiplinan.

"Apa sudah selesai berbicaranya?"

Seketika, suasana yang ramai berubah menjadi hening. Tatapan mereka sekarang hanya fokus ke depan. Yah, aku sangat menyukai hal ini.

"Baik. Aku punya pengumuman kepada kalian semua. Seminggu dari sekarang, kalian harus mengasah Exous kalian untuk mempertahankan diri kalian sendiri"

Exous merupakan kemampuan misterius yang dimiliki oleh seseorang. Kemampuan ini muncul akibat ledakan nuklir yang terjadi pada saat perang dunia ketiga di tahun 2050. Orang yang mempunyai Exous disebut Exousia. Exous memiliki beragam jenis kekuatan. Umunya, seseorang akan mengaktifkan Exousnya ketika ia menginjak usia 15 tahun.

Tiba-tiba ada yang mengangkat tangan.

"Sebutkan namamu dan apa pertanyaannya"

"Baik, komandan. Nama saya adalah Up Si Lone. Sebelum saya mengajukan pertanyaan, izinkan saya menjelaskan sesuatu terlebih dahulu"

"Menarik. Coba kau jelaskan"

"Baik, Komandan. Kami dari Divisi Medis umumnya terdiri dari orang-orang yang memiliki Exous yang berhubungan dengan medis. Jadi, rata-rata dari kami tidak memiliki Exous untuk bertahan maupun menyerang. Kami terbiasa di barisan belakang. Lalu, apa alasan komandan memberikan perintah kepada kami untuk mengasah Exous kami dengan tujuan mempertahankan diri kami sendiri?"

Mereka pasti belum pernah terjun ke medan perang. Aku menganggap hal itu wajar, karena selama ini, Divisi Medis tidak pernah berada di garis depan. Tugas mereka hanyalah mengobati para prajurit yang mendapatkan luka dari medan perang. Mungkin, ini saatnya untuk membuka mata mereka.

"Aku tahu kalian tidak pernah berada di garis depan. Kalian selalu dalam keadaan aman di barisan belakang. Akan tetapi, tidak selamanya berada di barisan belakang itu aman. Aku memerintahkan kalian untuk mengasah Exous mempertahankan diri agar kalian tidak mati saat berhadapan dengan musuh. Kalian tidak perlu menyerang, yang kalian lakukan adalah bagaimana cara kalian bisa bertahan hidup dalam medan perang. Dalam 1 Minggu ini, akan ada serangan yang mengarah Barrack Divisi Medis"

Semua tampak terkejut tak terkecuali Beta. Mereka kebingungan karena ini pertama kali mereka berhadapan dengan medan perang. Aku harus menenangkan mereka.

"Kalian jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan mereka untuk menghancurkan Divisi Medis. Sebagai seorang komandan, aku akan melindungi kalian"

Setelah mendengar penjelasanku, mereka semua tampak tenang. Aku berjanji bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menghancurkan Divisi Medis.

"Baiklah, sekarang aku akan membagi beberapa kelompok untuk kalian. Kelompok ini terdiri dari Exous menyerang, bertahan, pemulihan, dan pemberi buff dan debuff. Masing-masing dari kalian silahkan bergabung menuju kelompok yang sesuai dengan Exous kalian"

Aku membagi para prajurit menjadi empat kelompok sesuai dengan kemampuan dasar. Kelompok menyerang, memiliki Exous untuk menyerang lawan. Aku tidak peduli meskipun serangan dari mereka terlihat lemah, akan tetapi, jika dikumpulkan menjadi satu, serangan yang terlihat lemah akan tampak menjadi kuat. Begitu juga dengan kelompok bertahan. Untuk kelompok pemulihan dan pemberi buff dan debuff, mereka harus bekerja ekstra cepat saat serangan terjadi. Aku pastikan, dengan membentuk empat kelompok ini, Divisi Medis tidak akan mudah dihancurkan.

Setelah menyampaikan pengumuman, aku bergegas kembali ke ruang kerja. Tak lupa Beta ikut denganku. Daritadi aku melihatnya, dia seperti orang yang berbeda.

"Beta, apa kau sakit?" tanyaku.

Dia tidak menjawab. Aku rasa, dia memikirkan sesuatu. Aku mencoba bertanya sekali lagi, namun dengan suara yang agak keras.

"Beta, apa kau sakit?"

"Maaf, komandan. Aku hanya memikirkan sesuatu"

"Apa yang kau pikirkan?"

"Tentang masalah tadi. Sebenarnya, aku tidak pernah terjun ke medan perang sama sekali. Hal ini merupakan yang pertama bagiku. Aku merasa sangat gugup"

Aku memaklumi apa yang Beta pikirkan. Divisi Logistik dan Medis tidak berbeda jauh. Jika Divisi Medis bertugas untuk mengobati prajurit yang terluka, Divisi Logistik bertugas untuk menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan di medan perang. Umumnya, mereka juga bekerja di garisan belakang.

Jadi, wajar saja jika Beta merasa gugup.

"Kau tidak perlu khawatir. Selama ada aku, semuanya akan baik-baik saja"

Beta terlihat aneh. Ia memegang kedua pipinya dan aku melihat sepertinya pipinya tampak merah. Dia juga langsung membalikkan badannya seolah-olah tidak mau melihatku.

"Ko... Komandan, ja... jangan mengatakan hal seperti itu"

"Hm...? Kau tadi bilang apa?"

"Lupakan. Oh yah, bagaimana dengan posisi saya? Apakah saya ikut mendampingi komandan saat musuh datang? meskipun saya berasal dari Divisi Logistik, tapi kemampuan bertarung saya tidak begitu buruk"

Aku penasaran bagaimana kemampuan bertarung yang dimiliki oleh Beta. Akan tetapi, aku tidak ingin membahayakannya.

"Kau cukup lindungi mereka saja. Tidak perlu berada di sampingku. Bukan berarti aku tidak mempercayaimu, akan tetapi, mereka lebih membutuhkan perlindungan darimu"

Mendengar jawabanku, Beta merasa lega dan senang. Aku tidak habis pikir, hanya dengan begitu saja dia bisa merasa senang. Yah, itu tidak masalah bagiku. Aku tidak sabar menantikan hari itu.