"Kalau begitu, stop anggap saya sebagai Shinici. Dia adalah leluhur saya, bukan saya!" balas Tama tidak kalah sengit. Sesekali dia harus tegas dengan mahluk halus sekalipun supaya dia tidak diperlakukan seenaknya.
Hantu tersebut masih dengan ekspresi yang sama mendekati Tama. Pria itu gelagapan melihatnya. Ketika dia akan beranjak, sosok itu malah mendorongnya kembali ke sofa kemudian sedikit menunduk.
"Ayo ikut aku," ajaknya.
Tiba-tiba Tama merasakan tubuhnya serasa ringan sekali. Tangannya ditarik oleh wagiyem melayang menembus plafon. Sekilas dia melihat ke ruang tamu apartemennya, terlihat fisiknya yang tergeletak begitu saja di sofa. Sekarang dia menyadari bahwa dia sekarang sudah terlepas dari jasadnya dan melayang entah kemana.