Hari itu, kebetulan Hany bertemu dengan Satria. dia hendak menanyakan beberapa hal kepada Satria mengenai dia dan Hilda. saat itu Hany mengajak Satria untuk ke kafe yanga ada di lobi hotel tempat dia bekerja. sebelum Hany mulai berbicara, Satria mencoba untuk mengalihkan pembicaraan Hany lebih dulu. Satria tiba-tiba saja membahas Tama. Hany pun jadi menceritakan tentang Tama kepada Satria.
Hany tiba-tiba saja meminta pendapat Satria sebagai pria, dia bertanya apakah mungkin jika seorang pria itu sulit melupkan cinta pertama nya, dan dia juga bertanya pendapat Satria apakah cinta pertama bagi pria adalah hal yang sangat penting sehingga tidak mudah di lupakan.
" Senior, aku sebagai pria tidak terlalu setuju akan hal itu. bagi ku cinta terakhir lah yang paling penting. dimana kau telah membuat janji di atas altar pernikahan. itu lah yang dimaksud cinta terakhir. " terang Satria.
" Begitu kah? " ucap Hany yang tidak terlalu yakin.