Tama mulai berubah. Yang tadi nya ia nampak begitu ramah pada siapapun yang ia temui, seketika menjadi pendiam. Tama lebih banyak menghabiskan waktu nya untuk pergi keluar rumah untuk nongkrong bersama teman - teman nya. Awal nya Tama tidak merokok tapi saat ini Tama menjadi perokok aktif. Tingkah laku Tama berubah drastis setelah ia ditinggal oleh Hany.
Tama mulai kecanduan alkohol dan juga rokok. Tama memutuskan untuk membeli sebuah apartemen di pusat kota untuk dia tempati sendiri. ia khawatir ibu dan adik - adik nya cemas melihat diri nya yang kini sudah tak seperti dulu. Sesekali ibu nya pergi mengunjungi nya untuk sekedar menjenguk nya dan memberikan lauk-pauk untuk anak sulung nya itu.
Awal nya Tama tidak ingin lagi pergi berlayar, namun kini Tama merasa tidak terbebani karena kini ia sudah putus dengan Hany. Tama akan kembali lagi berlayar dalam satu tahun kedepan. Ia berencana untuk menghabiskan waktu nya untuk memanjakan diri nya sendiri dan bersenang - senang dengan teman - teman nya. Tak sedikit pun ter-pikirkan oleh Tama untuk kembali menjalin hubungan lagi. Bagi Tama hal tersebut sangat merepotkan dan terlalu membuang waktu percuma.
Hany kembali bangkit dari keterpurukan nya. Vino kembali menghibur Hany dengan segenap hatinya. Vino menyarankan Hany agar ia keluar rumah dan mencoba mencari udara segar agar pikiran nya kembali rileks. Hany pun mendengarkan Vino. Hany mengajak Vino untuk menemani nya ke pusat perbelanjaan yang berada di tengah kota. seperti biasa Vino menjemput Hany di depan gerbang rumah nya. Sepanjang perjalanan Vino mencoba bertanya soal Tama kepada Hany. namun Hany tidak mau membahasnya.
" Bagaimana perasaan mu? apakah sudah lebih baik? " tanya Vino sambil melirik ke arah Hany.
" Yah begitulah. " jawab Hany sambil menghela napas.
" Aku akan membuat mu lebih baik. jangan khawatir oke. by the way sehabis belanja mau ke klub? " tanya Vino lagi.
" Hmm ,,, bukan ide yang buruk. baiklah aku akan bersenang - senang malam ini. " jawab Hany dengan senang.
" Oke. Let's go! " sahut Vino sambil mengencangkan laju mobil nya.
" Yuhu ,,, Let's go! " ucap Hany sambil tertawa lepas
Mereka menghabiskan waktu untuk bersenang - senang. Hany berbelanja dan tak lupa ia juga memanjakan dirinya untuk pergi ke salon langganan nya. Setelah puas berbelanja dan ke salon, Hany mengajak Vino untuk makan karena kebetulan sudah waktu nya makan malam. Mereka mampir sejenak ke restoran yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Setelah selesai makan, mereka berdua melanjutkan lagi perjalanannya ke sebuah klub terbesar yang biasa anak - anak muda seusia mereka datangi.
Musik yang berdentum dengan keras membuat adrenalin Hany mengalir dengan cepat. Vino kemudian mulai memesan satu meja untuk dia dan Hany duduki. tak lupa ia juga memesan dua botol bir dan juga se-botol whisky untuk ia nikmati bersama Hany. Hany pun mulai ter-hanyut dalam iringan musik yang lantang di lantai dansa. Vino berusaha berteriak memanggil-manggil Hany namun Hany tidak menggubris nya karena begitu menikmati iringan musik tersebut.
Kemudian Vino mencoba menghampiri Hany dan mengajak Hany untuk duduk dan menikmati minuman yang sudah ia pesan. Hany termasuk peminum yang hebat. ia tidak mudah mabuk ketimbang Vino. dan Hany pun sudah sering keluar masuk klub bersama Vino dan selalu berakhir dengan mengantar Vino yang sudah mabuk berat terlebih dahulu. Hany mulai menikmati minuman nya sedikit demi sedikit. Vino yang sudah mulai sedikit mabuk kembali ke lantai dansa untuk menari. Hany hanya memperhatikan dari tempat duduk nya.
Belum lama di tempat itu, Hany sudah mulai merasa bosan. Vino mulai asik sendiri sehingga ia meninggalkan Hany begitu saja. Saat Hany sedang menghabiskan minuman nya, ia melihat seseorang yang mirip dengan Tama yang sedang duduk di depan meja bar dengan seorang gadis yang berpakaian sangat seksi. Hany mencoba melihat lagi dengan seksama, ia meyakini diri nya bahwa ia mungkin salah lihat malam itu. namun semakin diperhatikan pria tersebut semakin mirip dengan Tama.
Hany pun mencoba mendekati pria yang sedang duduk tersebut. Saat Hany hendak menghampiri pria tersebut, Vino terhuyung - huyung berjalan menghampiri Hany dan jatuh tepat di depan Hany. Hany pun sedikit terkejut. kemudian Hany mencoba mengangkat Vino dan memapah nya ke meja yang sudah mereka duduki sebelum nya.
" Argkh! selalu seperti ini! Hei! Hei! bangun! Vino? vin? " ucap Hany sambil menampar-nampar wajah Vino dan berusaha menyadarkan nya.
" Mm ,, ya ,, apa? " sahut Vino yang sedang mabuk berat.
" Hei! bangun sekarang juga! mengapa selalu seperti ini sih?! seharusnya tadi kau tidak memesan minuman begitu banyak. " kata Hany dengan kesal.
" Hm ,, Mmm ,, Haaanyyy ,,, kau begitu sangaaaaat cantik. apakah kau sudah seperti ini sedari dulu? " ucap Vino yang sudah mulai bicara melantur.
" Ya aku memang cantik sedari aku kecil. ayo lah berdiri! kita pulang sekarang. " sahut Hany sambil mencoba mengangkat Vino dan menaruh tangan Vino di pundak nya.
" Isshh ,, bahkan aku yang minum lebih banyak! mengapa dia begitu mabuk. " gerutu Hany dalam Hati nya sambil memapah Vino berjalan keluar klub.
Karena mereka berdua mengkonsumsi alkohol, tidak ada yang bisa mengendarai mobil Vino. akhirnya Hany mencoba mencari supir pengganti dalam aplikasi ponselnya Hany kemudian mengambil ponsel dari saku nya dan segera mencarikan pengemudi untuk mengendarai mobil Vino. setelah mendapatkan nya tak lama kemudian supir itu pun muncul.
" Mbak Hany kan? " tanya supir itu sambil menghampiri Hany yang sedang menunggu didepan mobil Vino.
" Ah iya betul. Mas supir pengganti kan ya? silahkan pak ini kunci nya. " jawab Hany sambil menyerahkan kunci mobil Vino.
" Iya betul Mbak. mari Mbak. " sahut supir itu sambil masuk di kursi pengemudi.
Hany pun terpaksa ikut mengantar Vino yang sudah mabuk berat sampai kerumah nya dengan selamat. sepanjang jalan, Hany terus saja memikirkan pria yang begitu mirip dengan Tama di klub tadi.
" Bukan kah pria tadi begitu mirip dengan Tama? Aaah ,,, kalau saja bukan karena pria ini, aku pasti sudah menghampirinya tadi. " kata Hany dalam hati nya sambil melirik kesal ke arah Vino yang tertidur di sampingnya.
Sesampai nya dirumah Vino, Hany pun berusaha memapah Vino kedalam rumah nya. Hany berusaha keras untuk membawanya namun ia sudah tidak sanggup dan akhirnya merebahkan Vino di Sofa yang berada di ruang tamu rumah Vino. Kebetulan Vino hanya tinggal sendiri karena orangtua nya tinggal di luar negeri.
" Woah ,,, aku tidak sanggup! sorry ya Vin aku hanya menaruh mu disini saja. sesungguhnya kamu begitu berat. dan maaf juga aku harus pergi sekarang. oke. " ucap Hany kepada Vino yang mulai terlihat setengah sadar.
Hany kemudian meninggalkan Vino yang berbaring di sofa, dan Vino hanya melambaikan tangan nya pada Hany. Hany pun mulai berjalan perlahan untuk menghampiri jalan raya karena jalan dari perumahan Vino cukup jauh untuk sampai di jalan raya utama. namun tidak masalah untuk Hany karena bisa sedikit meredakan rasa pusing di kepala nya saat itu. Tak lama Hany berjalan, ia melihat mini market yang buka 24 jam. Hany berniat untuk mampir dan hendak membeli se-botol air untuk memuaskan dahaga nya.
Hany mulai menenggak minuman nya, dan seseorang menyenggol tangan nya sehingga ia tersedak dan air nya pun tumpah membasahi bajunya.
Hany merasa Hari itu tampak sial bagi nya. Saat Hany mencoba melayang kan amarah nya kepada orang yang menyenggol nya barusan, Hany terkejut sehingga matanya terbelalak.
" Hei!!! apa kau tidak bisa melihat? gunakan lah matamu untuk melihat! " teriak Hany kesal.
" Oh, maaf maaf. kepala ku sedikit sakit tadi karena mabuk dan tidak sempat melihat orang di samping ku. " jawab pria yang menyenggol Hany.
Mereka kemudian saling pandang dan terkejut satu sama lain.
" Tama? Hany? " sahut Hany dan Tama secara bersamaan.
Ternyata pria yang menyenggol Hany adalah Tama. Suatu kebetulan yang tak di sangka - sangka.
" Tama? apa yang kau lakukan disini? " tanya Hany penasaran.
" Apakah tidak masalah? baju mu basah. nih, kau bisa memakai jaket ku sebagai gantinya. " jawab Tama yang berusaha mengalihkan pertanyaan Hany dan memberikan jaket yang ia kenakan.
" Tidak masalah. yang aku tanyakan apa yang kau lakukan disini? bukan kah tempat tinggalmu bukan disini? " tanya Hany yang berusaha memastikan.
" Oh, kebetulan habis dari rumah teman ku dekat sini. " jawab Tama.
" Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini? " tanya Tama balik.
" Oh,, ngh,, aku abis mengantar seseorang pulang karena mabuk. " jawab Hany yang sedikit terbata - bata.
" Kekasihmu? " celetuk Tama.
" Mm. " jawab Hany sambil menganggukkan kepala nya.
Mendengar Hany mengakui nya membuat hati Tama kembali sakit. Tama ternyata belum bisa melupakan Hany saat itu.
" Baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu ya. Hati - hati di jalan saat pulang. " ucap Tama sambil meninggal kan Hany sendiri dan berjalan ke arah yang berbeda dari Hany dan mulai mengeluarkan rokok nya.
" Ya. Kau juga. " sahut Hany.
Hany pun memperhatikan Tama dari belakang dan melihat Tama yang perlahan - lahan berjalan menjauhi diri nya.
" Hufft,,, bahkan dia tidak mencoba sekedar basa - basi untuk menawarkan ku tumpangan untuk pulang. mungkin Tama sudah melupakan ku. Aku tidak bisa berharap pada nya. bahkan saat ini baju ku basah. Ugghh ... dingin nya." gerutu Hany dalam hati nya sambil mengeluh.
Hany mulai berjalan lagi menuju jalan raya besar untuk memanggil taksi. Ternyata dari kejauhan Tama berbalik dan memperhatikan Hany. Tama sebenarnya hendak menawarkan diri mengantar Hany, namun Tama menahan nya karena ia berpikir Hany tidak akan nyaman dan akan menolak permintaan nya tersebut. Tama merasa sedikit khawatir terhadap Hany, karena Tama mengira Hany cukup mabuk saat itu. Tercium dari aroma Hany begitu menyengat bau alkohol yang sangat tajam.
Tama kemudian memutuskan untuk kembali dan berjalan mengikuti Hany. Tama merasa cukup khawatir kepada nya karena saat itu malam semakin larut dan Hany adalah seorang wanita.
Setelah Hany menaiki taksi, Tama pun segera menghentikan taksi yang berikut nya. Tama menyuruh supir taksi nya untuk mengikuti taksi yang ada didepan nya yaitu taksi yang di tumpangi oleh Hany. Tama merasa heran karena Hany mengambil jalan berbeda dan tidak menuju ke arah rumahnya. ternyata Hany saat itu menuju kerumah temannya yaitu Hilda. Hany tidak pulang kerumah nya karena tubuhnya sangat bau alkohol. Nenek nya akan marah membabi buta apabila Hany pulang dengan bau alkohol yang menyengat seperti itu.
Tama merasa sedikit lega. Tama pun sudah mengenal Hilda sebelum nya. Hilda merupakan sahabat terdekat Hany. Dahulu Hany sering bercerita mengenai Hilda kepadanya. Tama hanya tersenyum melihat Hany dari kejauhan. Tama sudah merasa cukup bahagia bisa melihat Hany dari kejauhan seperti itu .