Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 6 - Ego yang Berubah Jadi Penyesalan

Chapter 6 - Ego yang Berubah Jadi Penyesalan

Hari berlalu begitu cepat. Bulan pun telah berganti. Tama sudah menyelesaikan pekerjaan nya dan mendapatkan waktu istirahat selama satu tahun sebelum ia bekerja kembali di kapal pesiar lagi. Tama begitu bahagia akhirnya ia bisa kembali pulang ke kampung halaman nya. ia begitu sangat merindukan daratan. karena selama beberapa bulan terakhir ia menghabiskan waktu nya di atas kapal.

Setelah sampai di dermaga Tama segera mencari kendaraan untuk segera menghampiri Hany. Tama begitu tidak sabar untuk bertemu dengan Hany. Bahkan ia melewatkan untuk bertemu keluarga nya untuk pertama kali nya. Kemudian Tama menuju kerumah Hany dengan menggunakan taxi. Tama mencoba menghubungi Hany namun Hany tidak mengangkat nya. Kebetulan saat itu Hany sedang pergi bersama Vino.

Tama pun akhirnya tiba di rumah Hany, Tama pun mencoba mengetuk pintu rumah Hany dan mengucapkan salam. Dan yang membukakan ternyata nenek nya Hany. Nenek Hany sedikit terkejut dan juga senang dengan kedatangan Tama. Nenek nya menyuruh nya masuk dan menawarkan minuman kepada Tama. mereka berdua mulai berbincang layaknya nenek yang sudah tidak bertemu lama dengan cucu kesayangan nya.

" Bagaimana kabar mu Tama? sudah lama sekali ya. nenek begitu merindukan mu. apakah kau baik - baik saja? " tanya nenek Hany membuka pembicaraan.

" Aku baik - baik saja nek. bagaimana dengan nenek sendiri? dan bagaimana dengan Hany? Sepertinya ia belum pulang bekerja ya? " jawab Tama sambil menanyakan keberadaan Hany.

" Hmm seperti nya sebentar lagi pulang, tidak biasa nya dia begini. oh iya apa kau sudah makan Tama? mau nenek buatkan sesuatu? " kata nenek Hany dengan ramah.

" Tidak perlu repot - repot nek. lagi pula kudapan yang nenek suguhkan tadi masih ada. " jawab Tama dengan sungkan.

" Baiklah aku pergi kedalam sebentar ya. kau tidak perlu sungkan disini. " sahut nenek Hany sebelum pamit ke kamar nya.

" Baik nek, terimakasih. " ucap Tama lagi.

Nenek Hany pergi ke dalam kamar nya. tak lama setelah nenek nya masuk Tama menunggu di ruang tamu sambil menonton televisi.

Tok tok tok... Suara pintu rumah yang diketuk.

Tama segera menghampiri pintu dan hendak membuka nya. Dirumah itu memang Tama sudah dianggap seperti keluarga sendiri. karena sikap Tama yang ramah dan juga sopan, semua keluarga Hany sangat menyukai nya. Tama berharap yang datang adalah Hany. Rupanya bukan. ternyata Tante nya Hany yang baru pulang bekerja.

" Eh ada Tama. kapan datang dek? " sapa Tante irma memanggil sebutan dek kepada Tama.

" Belum lama Tante. tante baru pulang? " ucap Tama dengan sopan.

" Iya nih. Si Hany mana ? kamu sendiri? nenek tau tidak kamu datang? " kata tante irma yang menanyakan keberadaan semua orang.

" Hany belum pulang tante, nenek baru aja masuk kamar. tadi habis nemenin saya ngobrol. " jelas Tama.

" Oh gitu. ya udah santai aja ya, sebentar lagi juga Hany pulang. " sahut tante irma lagi sambil berjalan ke arah kamar nya.

" Mmm. " balas Tama sambil menganggukkan kepala nya.

Waktu begitu cepat berlalu. Namun Hany tidak kunjung datang juga. Nenek nya Hany mengajak Tama untuk makan malam bersama. Tama pun tidak menolak nya. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tama mencoba menghubungi Hany kembali. Hany tetap tidak mengangkat nya.

" Dek, sudah telepon Hany? " tanya tante Irma kepada Tama

" Sudah tante, tapi Hany tidak mengangkatnya dari tadi. apa terjadi sesuatu ya pada nya? " jawab Tama khawatir.

" Baiklah, akan ku coba menghubungi nya. " sahut tante Irma mencoba menenangkan Tama.

Tante Irma kembali ke kamar nya dan mencoba menghubungi Hany. tak perlu waktu lama Hany langsung menjawab nya.

" Halo tante, ada apa? " jawab Hany di telepon dengan santai nya.

" Hei! apa kau sudah gila?! mengapa kau tidak menjawab telepon dari Tama?! dimana kau sekarang? cepat pulang! " kata Tante nya dengan nada marah.

" Aku sedang bersama teman ku, sepertinya aku akan menginap. " jelas Hany.

" Heh! kau sudah gila rupanya memang. kau tahu Tama saat ini sedang dirumah. pulang sekarang juga! " kata tante Irma memerintah.

" Tan, bukan kah sudah ku jelaskan sebelum nya. bahwa hubungan ku dengan Tama sudah berakhir! It's Over Now! suruh saja dia pulang. aku tidak ingin menemui nya lagi. " kata Hany mencoba menjelaskan keadaan nya kepada tante nya itu.

" Setidaknya kau harus temui dia dahulu dan selesaikan semuanya baik - baik. jangan sampai berlarut seperti ini. mengerti? " ucap tante Irma yang mencoba menasihati Hany.

" Pokok nya aku tidak ingin bertemu Tama lagi Titik!!! " sahut Hany lagi sambil menutup telepon nya.

" Hei! hei! halo! Hany! Waah,,, luar biasa anak ini. Oh God! entah sifat siapa yang menurun kepada anak ini. sepertinya kakak ku tidak seperti ini. pasti menurun dari ibu nya. Huh " kata tante Irma kesal karena Hany yang tiba - tiba mematikan telepon nya.

Tante Irma merupakan adik perempuan dari ayah Hany. Kebetulan orang tua Hany sudah bercerai sejak Hany kecil. Hany di urus oleh Nenek nya yang merupakan orangtua dari ayah nya Hany. Ayah nya memiliki rumah sendiri namun Hany lebih senang tinggal dengan Tante dan nenek nya karena Ayah nya yang terlalu sibuk bekerja dan harus sering bolak - balik keluar kota. Hany termasuk anak yang mandiri namun sedikit manja. ia dan Tante begitu dekat sampai - sampai orang lain mengira tante nya itu adalah kakak nya Hany. Padahal umur kedua nya terpaut sangat jauh. dan tante Irma belum menikah sampai sekarang namun memiliki kekasih yang sudah 8 tahun lama nya ia pacari.

Tante Irma merasa kasihan dengan Tama. ia begitu tidak tega melihat Tama yang sudah menunggu Hany begitu lama namun Hany menolak untuk bertemu. Tante Irma kemudian keluar dari kamar nya dan menemui Tama. Ia menjelaskan kepada Tama bahwa Hany sepertinya tidak pulang karena harus mengerjakan proyek kantor dengan rekan kerjanya. Tante Irma terpaksa sedikit berbohong karena tidak ingin Tama terlalu kecewa terhadap keponakan nya itu. Mendengar penjelasan Tante Irma membuat Tama sedikit sedih. padahal ia sangat berharap bisa menemui Hany hari itu dan melepaskan kerinduan nya.

Tama merasa Hany memang menghindari nya. ia sadar bahwa kesalahan yang ia buat mungkin memang sangat fatal sehingga Hany tidak ingin menemui nya. akhirnya Tama pamit pulang kepada Tante dan Nenek nya Hany. Tante nya pun memesankan taksi untuk Tama pulang karena hari sudah larut malam dan tidak ada kendaraan lagi saat itu. tak lupa Tama juga mengucapkan rasa terimakasih nya kepada tante Irma.

Saat itu Hany sedang bersama Vino dan teman-teman nya. setelah mendapatkan telepon dari Tante nya, Hany merasa kepikiran dan terus saja memikirkan perkataan Tante nya itu. Hany mulai termenung. Vino yang melihat Hany termenung menghampiri nya dan menegur nya.

" Han, ada apa? apa ada masalah? " tegur Vino.

" Hah? apa? ah, tidak ada. " jawab Hany yang sedikit terkejut.

" Apa kau ingin ikut pergi menginap bersama yang lain? Jasmine mengundang kita semua kerumah nya untuk berpesta. " tanya Vino kepada Hany.

" Hah menginap? " tanya Hany balik kepada Vino.

" Iya menginap. " jawab Vino dengan santai.

" Sepertinya aku tidak bisa. bisa kah kamu mengantar ku pulang sekarang Vin? ada sesuatu yang perlu ku urus dirumah. " pinta Hany secara tiba - tiba.

" Apakah itu mendesak? tak bisa kah kau ikut dengan ku Han? " tanya Vino sambil memohon kepada Hany agar tidak pergi.

" Maaf. sepertinya tidak bisa. mungkin lain kali saja. " sahut Hany lagi.

" Mhm, baiklah. " jawab Vino dengan raut wajah yang terlihat kecewa.

Sepanjang jalan Hany hanya terdiam memikirkan kata - kata yang di lontar kan oleh Tante nya. Hany tiba - tiba membayangkan lagi masa - masa saat bersama Tama. Hany juga merasa sedikit menyesal dengan kata-kata nya. dan dia berharap bisa menemui Tama saat ia sampai dirumah nanti.

Setelah tiba dirumah nya, Hany mengajak Vino untuk menyapa tante dan juga nenek nya. Namun Vino menolak dengan alasan bahwa ia hendak pergi menemui teman - teman nya dirumah Jasmine karena Vino merasa tidak enak kepada teman-temannya karena pergi terburu - buru tadi. mendengar penolakan Vino membuat Hany sedikit kesal dan membiarkan Vino pergi begitu saja.

Hany mulai berpikir kembali bahwa Vino dan Tama sangat lah berbeda. namun rasa kekesalan Hany terhadap Tama membuat Hany lebih memikirkan Vino dibanding Tama, padahal jelas - jelas Vino tidak berusaha mendekatkan dirinya kepada keluarga Hany.

Ting tong... ting tong.. suara bel rumah Hany berbunyi.

Tante Irma segera keluar untuk membuka pintu pagar. ternyata keponakan kesayangan nya itu yang pulang.

" Tan, Tama masih ada? " tanya Hany penasaran sambil membuka gerbang rumah nya.

" Sudah pulang dari tadi. " jawab tante Irma sedikit ketus.

" Lho secepat itu dia pulang? " tanya Hany lagi sambil mengikuti tante nya dari belakang.

" Apa kamu bilang? secepat itu? asal kau tahu saja ya, Tama itu dari sore disini, bahkan nenek menemani nya berbincang sampai akhirnya aku pulang. ia begitu sangat berharap bisa menemui mu. Tapi kamu tidak mengangkat telepon nya! " jelas tante Irma panjang lebar.

" Tapi kan aku tidak salah sepenuh nya dia juga tidak bilang mau datang. lagi pula ku pikir itu nomor spam makanya aku tidak mengangkatnya. " sahut Hany yang mengelak saat disalahkan.

" Woah, luar biasa anak ini. bisa bisanya kau masih mengelak seperti ini. sebaik nya ku bercermin. ck ck ck " kata Tante nya sambil menggeleng - gelengkan kepala nya.

Hany kembali ke kamar nya setelah mengakhiri perdebatan kecil dengan tante nya. Hany mulai terbayang - bayang lagi dengan Tama. ia kembali flash back ke masa lalu. masa dimana saat ia masih bersama Tama, menghabiskan waktu bersama. bahkan Hany masih ingat saat pertama Tama mencium bibirnya dengan sangat lembut. Hany sedikit merasa menyesali namun ia tidak bisa kembali dan mengulang kembali semua nya agar bisa kembali ke awal lagi. Hany mulai berkhayal seandainya ia bisa kembali ke masa lalu ia akan berusaha menahan Tama di dalam hatinya. Sejujur nya Hany masih enggan mengeluarkan Tama dari hati nya.