Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 4 - Hubungan Yang digantungkan

Chapter 4 - Hubungan Yang digantungkan

Keberangkatan Tama pun telah tiba, Hany tidak bisa menahan tangis nya. sedari semalam Hany menangis tanpa henti karena hendak melepas orang yang sangat ia sayangi untuk pergi. Hany memutuskan untuk tidak mengantar Tama. ia memilih untuk sekedar video call saja. karena ia takut akan menghalangi Tama pergi. Tama memaklumi nya dan tidak keberatan dengan tindakan yang dilakukan Hany.

Awal nya semuanya berjalan Lancar, komunkasi yang begitu intens. Dalam waktu seminggu Tama bisa menghubungi Hany sebanyak dua kali. Tak lupa juga Tama memperlihatkan pemandangan sekitar nya yang nampak begitu indah.

Untuk mengisi waktu Hany di sibukkan dengan pekerjaan nya sebagai Staf di suatu perusahaan. Ia tidak lagi bekerja di hotel. Hany terkenal sebagai karyawan teladan karena ia selalu menjalan kan pekerjaanya dengan sangat baik. ia juga terkenal di kalangan bos karena prestasi nya di bidang pekerjaan selalu baik.

Terkadang Tama merasa begitu kesepian, namun Hany selalu menghiburnya ketika mereka melakukan panggilan video. Tama berusaha tidak membuat Hany lelah menjalani hubungan jarak jauh dengan nya. Tama begitu sangat merindukan Hany. begitu pula sebalik nya dengan Hany.

Suatu ketika ada acara makan bersama dari kantor Hany, Hany sebenarnya terlalu enggan untuk datang, namun bos nya memaksa agar Hany bisa hadir. Akhirnya Hany hadir di acara tersebut. Hany bertemu begitu banyak junior nya. Ada satu junior nya yang mencoba mendekatinya. Junior tersebut bernama Tirta. Tirta sebenarnya seumuran dengan Hany namun karena Hany masuk lebih dahulu di perusahaan tersebut jadi Tirta disebut junior oleh Hany.

" Hai ka Hany. " sapa Tirta menghampiri Hany.

" Hai. " jawab Hany sambil tersenyum ramah.

" Bagaimana pekerjaan hari ini apakah lancar? " tanya Tirta lagi.

" Oh baik - baik saja kok. tak ada yang perlu dikhawatirkan. " jelas Hany.

" Boleh aku mengantar mu pulang setelah acara ini ? " ucap Tirta mengajak Hany.

" Oh tidak perlu. aku bisa naik kendaraan umum nanti. " kata Hany menolak.

" Oh begitu rupanya. baiklah aku tidak akan memaksa. " kata Tirta lagi.

" Mmm. " balas Hany sambil tersenyum.

Setelah pembicaraan nya dengan Hany usai Tirta segera meninggalkan Hany dan melanjutkan pembicaraan nya dengan rekan nya yang lain. Hany kemudian segera pamit kepada bos nya dan juga rekan lain nya untuk meninggalkan tempat tersebut. Selama perjalanan pulang Hany tiba - tiba memikirkan Tama. ia begitu sangat merindukan kehadiran Tama. Hany tidak bisa menghubungi Tama lebih dulu karena Tama selalu menghubungi Hany dengan nomor yang berbeda karena Tama selalu berada ditempat yang berbeda.

***

Ada kala nya masa dimana mereka berdua sama - sama merasa kesepian satu sama lain. Akan tetapi mereka memilih untuk menikmati dan menjalani keadaan yang mungkin barangkali belum tentu orang lain bisa lakukan.

Satu bulan berlalu semua terlihat baik, dua bulan pun berjalan lancar seperti biasanya, tiga bulan berlalu komunikasi diantara kedua nya masih terlihat baik - baik saja dan seterusnya. Pada saat menginjak Satu tahun, komunikasi diantara keduanya mulai merenggang, yang biasanya dalam satu minggu Tama bisa menghubungi dua kali, ini dalam waktu satu bulan Tama hanya menghubungi Hany satu kali.

Tama merasa saat itu ia sedang benar - benar tidak bisa terlalu sering menghubungi Hany karena rute yang ia lalui sangat jauh sehingga kapal nya belum bisa transit dimana pun. Awal nya Hany merasa terpuruk dan perasaan nya jadi tidak karuan. pekerjaan nya pun terkadang menjadi sedikit terganggu. Disetiap telepon nya Tama selalu berusaha menenangkan Hany. Hany mencoba lebih mengerti lagi namun terkadang ego yang ada dalam diri Hany berperan lebih besar dari pada yang lain nya. sehingga ia begitu cepat meluapkan emosi nya pada Tama.

" Maaf karena kau jadi semakin jarang menghubungi mu. ku harap kamu mengerti. " kata Tama lewat panggilan video.

" Hmm. " jawab Hany sedikit ketus sambil memalingkan wajah nya.

" Ayolah, perlihatkan wajah mu pada ku jangan memalingkan wajah mu seperti itu. " kata Tama memohon.

" Baiklah, baiklah. maaf aku hanya sangat lelah. " ucap Hany.

" Apakah kau sedang kesulitan? maaf kan aku yang tidak bisa disamping mu saat ini ya. " sahut Tama berusaha meminta maaf.

" Ya, sangat sulit saat ini. " kata Hany lagi.

" Ceritakan lah pada ku agar kau merasa setidak nya lebih lega sedikit. " kata Tama yang mencoba menenangkan Hany.

Hany mulai berbicara panjang lebar sampai tak terasa malam sudah mulai larut. Bahkan waktu berputar serasa lebih cepat ketika mereka berdua mulai berbincang. Hany lebih dulu memutuskan pembicaraan karena ia begitu lelah dan esok hari nya ia harus berangkat pagi - pagi ke kantor. Mereka mengakhiri panggilan video dengan saling melayangkan kecupan satu sama lain.

Satu tahun lebih tiga bulan berjalan, dan hubungan mereka berdua masih terlihat baik - baik saja meski terkadang di terpa beberapa konflik namun masih bisa mereka atasi. puncak nya terjadi pada saat sudah satu tahun enam bulan berlalu, tiba - tiba mereka berdua lost contac begitu saja.

Hany bingung karena tidak tahu harus menghubungi Tama kemana. tidak ada nomor yang pasti yang bisa dihubungi. Hany mencoba menghubungi lewat media sosial, namun tak kunjung dibalas juga. Hany merasa kesal dan sangat marah. Hany sebetulnya juga khawatir. ia mencoba mencari kabar lewat internet ia takut terjadi hal - hal yang tidak di inginkan seperti kecelakaan. Tapi tidak ad berita apapun yang mengkhawatirkan

Hany merasa sangat berat, Hany serasa ingin menyerah dengan keadaan. ia pun merasa belakangan ini tidak bisa berkonsentrasi bekerja. bahkan bos nya beberapa kali menegur Hany karena pekerjaan nya yang selalu terlambat dan berantakan.

Dengan berat Hati, Hany memutuskan untuk tidak menunggu Tama.

Sudah hampir setahun ia tidak dikabari oleh Tama. Hany memilih untuk menyerah dan menjalani hidupnya sendiri dan menata hidupnya dari awal lagi. ia meganggap Tama hanya masa lalu bagi nya. Hany merasa bahwa Tama telah menemukan wanita lain yang mungkin lebih baik dari nya.

Hany lebih sering menghabiskan waktu nya untuk bekerja dan berkumpul dengan teman - teman nya baik itu untuk pergi menonton atau pergi karaoke. Hany perlahan - lahan mulai melupakan Tama. bahkan teman - teman nya mencoba menjodohkan nya dengan seorang pria agar ia bisa melupakan Tama sepenuh nya.

Sampai akhirnya Hany mengenal sesosok pria tampan, tinggi dan juga sangat baik pada nya. Pria itu begitu bisa membuat Hany tersenyum setiap hari, bahkan menghibur nya disaat ia sedang mengalami kesulitan. Namun Hany belum bisa membuka hati nya sepenuhnya karena di dalam lubuk hati nya yang terdalam ia masih belum bisa melupakan Tama sepenuh nya.