Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 32 - Pernyataan Cinta yang Masih Menggantung

Chapter 32 - Pernyataan Cinta yang Masih Menggantung

Mendengar Samuel yang tiba-tiba menyatakan perasaan nya dengan jelas kepada dirinya, membuat Hany tersentak kaget. Hany tidak menyangka sama sekali bahwa Samuel menyukai dirinya. Hany begitu gugup sampai dia tidak bisa berkata apa-apa selain diam. suasana menjadi canggung. Hany pun kemudian berkata bahwa dia hendak pulang saat itu.

" Sam, sebaiknya aku pulang. sepertinya Hilda menunggu ku. " kata Hany tiba-tiba.

" Ah, begitu. baiklah. mari ku antar. " sahut Samuel.

Samuel kemudian mengantar Hany sampai di ke depan pintu. Hany pun segera keluar dan kembali pulang ke rumah nya. Setelah kembali kerumah, Hany pun merasa jantung nya hampir copot. Dia benar-benar gugup sampai menahan nya di depan Samuel. Samuel sendiri saat ini mencoba untuk tetap tenang walau hati nya sangat berdebar-debar.

" Akh, bodoh nya aku. mengapa kau harus berbicara seperti itu? apakah Hany akan marah pada ku dan tidak akan bertemu dengan ku? bagaimana jika itu sampai terjadi? " gerutu nya sambil merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur nya.

Samuel pun terus saja menyalahkan dirinya sendiri. dia sedikit menyesal karena menyampaikan perasaan nya kepada Hany seperti itu. sementara Hany sendiri masih memikirkan perkataan Samuel kepada nya saat itu. Mereka berdua menjadi tidak bisa tertidur dengan lelap. Hany pun bertanya-tanya kemana Hilda pergi dan kemudian mengambil ponsel nya karena dia akan menghubungi Hilda.

" Halo Da? kamu dimana? mengapa kau belum pulang? " jawab Hany saat Hilda menjawab panggilan nya.

" Aku masih di kafe Han. dan sepertinya aku akan kerumah tante ku deh setelah ini. " kata Hilda.

" Begitu kah? kau pulang atau tidak? aku ingin bercerita kepadamu tentang suatu hal. " sahut Hany lagi.

" Entahlah, seperti nya tidak. tapi lihat nanti saja lah. " pungkas Hilda.

" Baiklah, sampai jumpa. " ucap Hany.

" Sampai jumpa. " jawab Hilda dan kemudian mematikan telepon nya.

Hany kemudian merasa bosan. dia merasa tidak mempunyai teman untuk berbagi cerita nya malam itu. kemudian Hany merasa haus. Dia pun pergi ke dapur untuk mengambil sebotol air minum. Dia pun pergi dengan membawa ponsel nya di tangan nya.

Saat dia mengambil botol air minum di dalam lemari pendingin nya, tiba-tiba saja seperti ada tetesan air tepat di atas kepala nya. lalu dia pun berpikir, tidak mungkin ada air bisa menetes di atap sebuah apartemen. Jelas-jelas unit nya tidak berada di lantai paling atas. Hany merasa kebingungan. dia pun kemudian mengambil sapu dan mencoba untuk menekan langit-langit rumah nya. saat dia menekan nya, langit-langit apartemen nya pun lapuk begitu saja sehingga menumpahkan cukup banyak air. dia pun berteriak dan menghindari tumpahan air tersebut.

Hany pun memeriksa atap nya secara keseluruhan, dan rata-rata hampir semua nya terlihat sama seperti yang ada di atas lemari pendingin nya. Hany pun kemudian mencoba menghubungi pengelola apartemen. Pengelola pun segera datang dan kemudian memeriksa nya. ternyata ada kebocoran air dari unit lantai atas. pengelola apartemen pun menyarankan agar sebaiknya Hany mengungsi terlebih dahulu selama perbaikan berlangsung. Karena kebocoran nya cukup parah dan harus memakan waktu setidaknya 2 minggu lama nya.

Hany pun kemudian menghubungi Hilda, Hilda cukup terkejut saat itu. Hilda juga bingung apa yang harus dia lakukan. karena Hilda saat ini berada di rumah tante nya yang ada di luar kota. Hany pun berkata tidak mungkin dia kembali ke rumah ayah nya atau pun nenek nya. karena jika dia bekerja dari sana akan memakan waktu cukup lama.

Hany pun berkata kepada Hilda bahwa dia akan mencari jalan keluarnya sendiri. Hilda merasa tak enak hati membiarkan Hany yang kerepotan. Hilda pun kemudian menawarkan Hany untuk tinggal di sebuah penginapan milik temannya. Akan tetapi Hany menolak nya. dia tidak ingin merepotkan Hilda. setelah cukup lama berpikir, Hany pun memutuskan untuk tinggal di hotel termurah untuk sementara sampai dia mendapatkan rumah singgah untuk dia tempati sementara.

Hany mulai mengemas beberapa pakaian nya ke dalam satu koper yang sangat besar. setelah selesai, dia pun segera meninggalkan apartemen nya dengan membawa sebuah ransel dan juga satu buah koper ukuran besar. saat dia hendak turun dengan lift, dia pun berpapasan dengan Samuel. Hany pun hanya tersenyum melihat nya. Samuel kebingungan mengapa Hany membawa koper dan juga ransel seperti ingin pergi jauh saat itu. Samuel pun mencoba menghentikan nya dan kemudian bertanya.

Awalnya Samuel berpikir bahwa Hany akan pindah atau menghindari nya saat itu karena dia membawa koper yang sangat besar serta ransel nya yang cukup besar. namun setelah mendengar penjelasan Hany. Samuel sedikit merasa lega karena bayangan nya selama ini salah. setelah cukup lama berpikir, Samuel pun berkata kepada Hany dan menawarkan nya untuk tinggal di unit apartemen nya untuk sementara selama perbaikan berlangsung. Hany pun tercengang.