Keesokan harinya, Hany tampak sangat murung. entah mengapa setelah bertemu dengan Tama membuat hari – harinya tampak tidak bersemangat. dia seperti kembali ke masa lalu. masa dimana dia di tinggalkan begitu saja dan sangat merindukan kehadiran Tama di samping nya. dia sangat enggan pergi ke kantor pagi itu. namun dia harus tetap pergi karena bos nya pasti akan menanyakan keberadaan nya jika dia tidak masuk begitu saja.
Pagi itu, Hany tampak bersantai pergi ke kantor, dia tidak terburu – buru karena dia mempunyai banyak waktu luang karena dia berangkat dari pagi – pagi sekali. Satria juga sepertinya tidak tampak saat itu. namun Hany tidak terlalu memikirkan nya sama sekali. sesampai nya di kantor, Hany duduk di meja kerja nya dan beberapa kali menghela napas. Dia mengeluhkan hari nya yang tampak buruk saat itu.
Sampai akhirnya, Satria pun memperhatikannya sedari tadi. Satria yang sudah menghilangkan rasa malu nya kepada Hany segera menghampiri Hany dan kemudian bertanya kepada nya.
" Senior. mengapa kau terlihat sedih? Apakah kau sedang sakit? " tanya Satria kepada Hany.
" Ya, begitulah. " jawab Hany yang kembali menghela napasnya sambil menaruh kepalanya di meja.
" Benarkah? coba ku periksa. " sahut Satria dan kemudian menaruh tangan nya pada kening Hany. namun dia tidak merasakan panas di kening nya. " senior, sepertinya kamu salah. kamu tampak baik – baik saja. " kata Satria lagi.
" Bukan di sana. tapi di sini. " sahut Hany sambil kembali mengangkat kepalanya dari meja dan menarik tangan Satria kemudian meletakkan di bawah leher nya dan hampir mendekati dada nya.
Seketika wajah Satria kembali merah merona. Dia pun segera menarik tangan nya dari Hany.
" a-apa yang kau lakukan senior? " tanya Satria dengan gugup.
" Hei, mengapa wajahmu merah? apakah kau berdebar karena aku meletakkan tanganmu di dada ku? " goda Hany kepada Satria.
" a-apa maksud mu? ah, sudahlah. jadi kau ini sebenar nya kenapa? " sahut Satria lagi yang mulai mengalihkan pertanyaan Hany.
" Nanti lah aku akan menjelaskan nya padamu. sekarang sudah saat nya aku bekerja. sana kembali ke tempatmu. " kata Hany lagi dan menyuruh Satria untuk kembali ke meja kerja nya.
Waktu berlalu begitu cepat, jam pulang kerja pun tiba. Satria pun segera menghampiri Hany untuk menagih janji nya tadi pagi. Hany berjanji kepada Satria bahwa dia akan menceritakan masalah nya kepada dirinya setelah jam pulang kantor. lalu, Hany pun mengajak Satria untuk pergi makan malam bersama sambil berbincang – bincang.
Satria menyuruh Hany untuk menunggu nya di lobi kantor. karena dia akan mengambil mobil nya di tempat parkir terlebih dahulu. awalnya Hany ingin pergi bersama ke tempat parkir, namun Satria melarang nya. Hany pun kemudian mengikuti kemauan Satria. Dia pun pergi ke lobi kantor untuk menunggu Satria.
Saat Hany sedang menunggu Satria, tiba – tiba saja Samuel muncul entah dari mana. Hany pun merasa bingung saat itu. dia tidak menyangka bisa bertemu Samuel di depan kantor nya.
" Samuel? apa yang yang sedang kau lakukan di sini? " tanya Hany yang terkejut.
" Hai Hany. aku hanya kebetulan lewat dan aku melihatmu di sini. jadi ini kantor mu? " jawab Samuel dan kemudian kembali bertanya kepada Hany.
" Ya, begitulah. wah, sangat kebetulan sekali ya. " tutur Hany lagi sambil tersenyum yang di paksa kan.
Kemudian Satria pun tiba dengan mobil nya. dia pun membuka kaca jendela nya dan memanggil Hany.
" Senior! ayo. " ajak Satria.
" Sam, apakah kau mau ikut bersama kami? kebetulan kami akan makan malam bersama. " ajak Hany kepada Samuel.
" Apakah tidak masalah jika kau bergabung? " tanya Samuel.
" Tidak masalah. dia adalah junior ku di tempat kerja. " kata Hany lagi.
" Baiklah kalau begitu. " sahut Samuel lagi.
" Satria, aku mengajak satu orang lagi ya. dia tetangga ku. " ucap Hany kepada Satria.
" Ya, baiklah. " sambung Satria dan kemudian menyuruh mereka berdua naik ke mobil nya.
Hany duduk di depan di sebelah Satria sedangkan Samuel duduk di belakang. selama perjalanan mereka bertiga tampak sangat canggung untuk berbicara. Samuel mengingat sesuatu, dia menduga – duga apakah mungkin junior yang di maksud Hany yang menginap bersama nya adalah Satria.
Lalu, Hany pun membuka pembicaraan terlebih dahulu.
" Satria, ini adalah Samuel. dia tetangga di sebelah unit apartemen ku persis. " jelas Hany.
" Ah, begitu rupanya. salam kenal. " seru Satria sambil fokus menyetir mobilnya.
" Salam kenal Satria. " sahut Samuel.
" Han, apakah junior yang kamu maksud waktu itu adalah dia? yang kalian sempat menginap bersama? " tanya Samuel penasaran.
" a-apa? y-ya, begitulah. " jawab Hany yang terbata – bata karena sedikit gugup.
Satria pun hanya tersenyum – senyum sendiri. sementara Samuel terlihat begitu kesal saat itu. Satria pun melirik sesekali ke kaca spion yang ada di bagian dalam mobilnya. dia melihat wajah Samuel yang tampak kesal. Satria menduga bahwa Samuel sepertinya juga menyukai Hany.
" Wah, sepertinya aku memiliki saingan. aku harus segera menyatakan perasaan ku lebih dulu dari pada dirinya. " ucap Satria dalam hatinya.