Chereads / Jarak Diantara Kita / Chapter 28 - Menerka-nerka Perasaan Masing-masing

Chapter 28 - Menerka-nerka Perasaan Masing-masing

Mempunyai cinta pertama yang masih kita cintai, memang tidak mudah. kehadiran orang – orang baru, terkadang tidak bisa membuat kita melupakan cinta pertama kita begitu saja. pasti banyak kenangan manis yang tidak bisa di lupakan. begitu pula dengan Hany dan Tama. mereka berdua sama – sama tidak bisa melupakan satu sama lain. perpisahan mereka yang di sebabkan kesalahpahaman, membuat mereka terkadang tidak bisa menerimanya.

Saat Samuel memanggil nya, Hany pun terpaksa menghentikan langkah nya. dia mulai berbalik dan memasang senyum palsu kepada Samuel. Tama yang pada saat itu hendak pulang dan mencari taksi, terlihat menatap Hany dengan tatapan yang sangat dalam. Hany pun mulai berjalan menghampiri Samuel dan Tama. Tama sama sekali tidak terlihat terkejut karena sebelum nya dia telah melihat Hany saat Hany hendak datang ke rumah Samuel.

" H-hai Sam. " sapa Hany dengan gugup.

" Kamu habis dari mini market? Apakah kamu baru saja pulang bekerja? " tanya Samuel kepada Hany.

" Ah, ya. begitulah. " sahut Hany.

" Oh ya, perkenalkan ini teman ku Tama. " ucap Samuel sambil memperkenalkan Tama kepada Hany.

Hany dan Tama pun saling menatap cukup lama dan sama – sama tidak menjulurkan tangan. lalu, Samuel merasa ada keanehan di antara mereka berdua.

" Apakah kalian sudah saling kenal? " ucap Samuel tiba – tiba yang memecah kan kecanggungan yang ada.

" Tidak! ya! " jawab Hany dan Tama secara bersamaan. Hany menjawab Tidak sedangkan Tama menjawab ya.

Samuel pun mulai merasa bingung saat itu. dia bertanya – tanya apakah memang benar – benar ada sesuatu di antara Tama dan Hany.

" Maksud nya bagaimana ya ini? kau Tama, menjawab ya. sedangkan Hany menjawab tidak. mana di antara kalian yang benar? " tanya Samuel yang terlihat kebingungan.

Tama pun hanya terdiam saja. lalu Hany menjawab nya dengan tegas.

" Aku tidak mengenal nya kok Sam. " sahut Hany. " Sam, aku duluan ya, Hilda sudah menunggu ku di rumah. sampai jumpa. " tutur Hany lagi dan kemudian pergi meninggalkan Samuel dan Tama.

" Baiklah. " jawab Samuel.

Samuel kemudian mencoba bertanya dengan Tama apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya dan Hany. Tama yang saat itu terlihat muram, dia pun mengatakan kepada Samuel bahwa dia akan menjelaskan nya nanti. Tama pun segera memberhentikan taksi yang kebetulan saat itu lewat tepat di depan nya.

" Aku pergi ya Sam. sampai jumpa. " ucap Tama berpamitan kepada Samuel.

" Sampai juma. hati – hati di jalan Tam. " teriak Samuel. Tama pun hanya mengeluarkan tangan nya lewat kaca jendela mobil dan melambaikan tangan nya pada Samuel. sementara itu Samuel pun kembali ke rumah nya dengan penuh tanda tanya dalam pikiran nya.

Setelah di rumah, Hany pun terlihat begitu cemas. Hilda yang saat itu sedang menonton televisi pun mulai menegur nya.

" Hei, ada apa dengan rau wajah mu itu? apakah kau habis melihat hantu? " tanya Hilda heran.

" Tidak. yang ku lihat lebih seram dari hantu. " jawab Hany sambil menghampiri Hilda dan duduk disebelahnya.

" Benarkah? apakah ada yang lebih seram dari hantu? " tanya Hilda yang mulai serius bertanya.

" Mm. ada. aku baru saja bertemu Tama di depan. " sahut Hany lagi.

" Apa? Tama? bagaimana bisa? " tanya Hilda lagi dengan terkejut.

" Entahlah. Sepertinya dia berteman dengan tetangga sebelah kita? " jawab Hany lagi.

" Siapa? apakah Samuel? " tutur Hilda memastikan.

" Ya. " kata Hany lagi sambil mengangguk.

" Tamat lah riwayat mu Han. mungkin kalian memang berjodoh. " kata Hilda yang mulai bergurau.

" Tidak! aku tidak bisa menerima nya. " seru Hany yang mulai terlihat serius.

Hilda pun mulai terus menggoda Hany. Hany mulai merasa kesal. di saat dia hendak membuka hati nya untuk orang lain, mengapa cinta pertamanya harus kembali hadir kembali dan merusak segala nya serta membuat dirinya kembali goyah. Hany pun terus menyalahkan takdir. Di satu sisi dia memang merasa senang karena kembali melihat Tama, namun jika dia mengingat bagaimana mereka berpisah, hati Hany kembali merasa sakit.

Tama yang pada saat itu hendak kembali pulang, merasa bahwa dirinya sangat menyedihkan di depan Hany. dia juga cukup terkejut dengan pengakuan Hany bahwa Hany tidak mengakui nya sama sekali di depan teman nya. Tama juga tidak bisa menduga – duga alasannya. Apakah mungkin karena kejadian perpisahan terakhir kali antara mereka berdua yang menyebabkan Hany seperti itu kepada dirinya.

" Apakah karena hari itu, Hany begitu kesal kepada ku? seharusnya aku bisa dengan cepat menjelaskan kepada nya. atau kah karena ada hal lain? mungkinkah Samuel dan Hany sudah berkencan? " gumam Tama di sepanjang perjalanan nya.