Malam menjelang, Clara mulai merasa bosan sendirian di rumah. lalu, tak lama kemudian Hilda pun kembali. dia melihat Hilda yang terlihat begitu murung saat kembali. Hany merasa bahwa Hilda pasti sedang bertengkar dengan kekasih nya. Hany pun diam saja dan tidak berani untuk menyapa nya. saat masuk kerumah, Hilda langsung pergi ke kamar nya tanpa melirik Hany yang sedang berada di ruang tamu menonton televisi.
" Hmm … ada apa dengan nya? apakah dia sedang bertengkar dengan kekasihnya? biasanya dia terlihat bersemangat sangat kembali pulang setelah menginap di luar. Haruskah ku bertanya? " kata Hany yang berbicara sendiri.
Kemudian, Hany pun mengambil dua kaleng bir di kulkas nya lalu menghampiri kamar Hilda. Dia mulai mengetuk pintu kamar hilda dengan sangat pelan.
"Tok tok tok … "suara pintu yang di ketuk oleh Hany.
" Hil, Hilda? Maukah minum bersama ku malam ini? " teriak Hany dari balik pintu.
Hilda diam saja dan tidak menyahut sama sekali. kemudian Hany pun mencoba memanggil kembali.
" Hilda? Hil? " teriak Hany lagi. " Hmmh, mengapa dia tidak menjawab ku, apakah dia tertidur? " gumam Hany.
" Hilda, aku masuk ya " teriak Hany lagi dan kemudian membuka pintu kamar Hilda.
Hany melihat Hilda yang sedang terbaring di tempat tidur nya sambil menangis. dia pun menaruh kaleng bir di meja rias Hilda lalu segera menghampiri Hilda dan kemudian memeluknyan sambil bertanya keadaan nya.
" Hilda? apakah kamu baik – baik saja? ada apa dengan mu? " tanya Clara saat melihat Hilda yang sendang menagis tersedu – sedu.
Hilda masih saja tidak memberitahukan apa yang baru saja terjadi kepadanya. dia terus menerus menangis sesenggukan di depan Hany. Hany pun memeluknya sambil menepuk – nepuk belakang punggung nya dengan pelan.
" Sudahlah, semua akan baik – baik saja. " ucap Hany yang mencoba menenangkan Hilda.
Akhirnya Hilda pun berhenti menangis. lalu, Hany mengambilkan sekaleng bir yang baru saja dia bawa tadi. dia pun membukakan nya untuk Hilda.
" Ini, minumlah. " kata Hany sambil menyodorkan sekaleng bir kepada Hilda.
" Terimakasih Han. " sahut Hilda dan kemudian meminumnya sampai habis.
" Wah, apakah kau sehaus itu? " tanya Hany menggoda.
Hilda pun akhirnya tertawa karena celetukan Hany. dia pun kemudian mulai bercerita kepada Hany. Hilda bercerita bahwa dia baru saja di putuskan oleh kekasih nya. dan alasan nya begitu sangat sepele sehingga membuat Hilda sangat kesal dan akhirnya menangis. malam itu, menjadi malam untuk para gadis. Sepanjang malam, Hilda dan Hany saling bercerita tentang mereka masing – masing. Sampai tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 1 pagi.
" Han, bukankah kau seharus nya tidur? kau harus bekerja kan besok. " kata Hilda yang mengingatkan Hany.
" Ah, benar juga. baiklah. aku harus tidur sekarang supaya besok aku tidak telat. Selamat malam Hilda. " ucap Hany.
" Selamat malam Han. Ingat pasang alarm. " sahut Hilda mengingatkan.
" Siap bos! " gurau Hany.
***
Keesokan harinya, Hany lagi – lagi terlambat bangun. dia pun mulai tergesa – gesa bersiap-siap pagi itu. Hilda tampak belum keluar dari kamar nya. karena putus cinta Hilda sangat enggan untuk bangun pagi. Hany pun tidak sempat sarapan pagi itu. setelah selesai, dia pun mulai berlari menuju halte bus untuk berangkat kerja. Saat tiba di halte, dia melihat antrian yang begitu panjang pagi itu.
" Ah, sial! Bagaimana ini? aku sudah telambat. Haruskah aku menghabiskan uang ku lagi untuk membayar taksi? " gumam Clara dengan kesal.
Dia pun kembali melihat jam tangan nya. dia merasa sudah tidak ada waktu lagi saat itu.
" Ah, sudahlah! aku harus naik taksi mau tidak mau. bos pasti marah jika ku terlambat lagi. " kata nya lagi sambil mencoba untuk memberhentikan taksi dekat halte bus.
Saat Hany sedang menunggu taksi, tiba – tiba mobil Satria pun muncul di depan Hany, hany cukup terkejut saat itu. lalu, Satria membuka kaca jendela mobil nya.
" Ayo, kita terlambat nanti. " teriak Satria dari dalam mobil nya.
" Baiklah. " sahut Hany sambil tersenyum menaiki mobil Satria.
" Wah, Sat. kau benar – benar seperti dewa menolong ku. kau selalu hadir di saat keadaan ku sedang genting. Berkat mu, aku bisa menghemat ongkos taksi. " kata Hany yang memuji Satria saat itu.
" Apakah kau sesenang itu Senior? " tanya Satria sambil tersenyum.
" Mm. " jawab Hany tersenyum menatap Satria.
Satria pun tersipu malu di buatnya. Saat Satria sedang tersenyum – senyum sendiri, Hany pun kemudian bertanya hal yang membuat Satria menjadi gugup.
" Satria, ku lihat kau sering sekali lewat di depan rumah ku pagi pagi seperti ini, padahal rumah mu jelas – jelas tidak berada dekat di lingkungan rumah ku. apakah kau sengaja menjemput ku karena kau menyukai ku? " tanya Hany yang mulai menatap Satria dengan serius.
Satria seketika menjadi gugup saat itu. dia pun sempat terdiam cukup lama. dia sendiri kebingungan menemukan jawaban yang bisa masuk akal menurut Hany. dia pun mulai tergagap – gagap menjawab pertanyaan Hany.