Saat itu, Samuel tiba – tiba saja merindukan Hany. Dia pun pergi berkunjung ke unit apartemen dimana Hany tinggal. Sudah beberapa kali dia menekan bel tapi tidak ada yang membukakan pintu untuk nya. Kemudian Samuel mencoba untuk menghubungi Hany. Hany yang saat itu sedang mencari penginapan dengan Satria, tidak menyadari bahwa ponsel nya berdering. Samuel merasa sedikit bingung karena telepon nya yang tidak kunjung di jawab oleh Hany.
Akhirnya, Satria dan Hany menemukan sebuah penginapan kecil yang berada tidak jauh dari Satria memarkirkan mobil nya. Setelah Hany bertanya kepada pemilik penginapan, ternyata hanya ada satu kamar yang tersedia. Sedang kan pada saat itu hari sudah gelap dan jarak ke penginapan yang lain pun cukup jauh.
" Sat, bagaimana sekarang? Hanya ada satu kamar yang tersisa. tidak mungkin kita berbagi kamar yang sama kan!? " tanya Hany yang mulai merasa khawatir.
" Hmm ... baiklah kalau begitu biar kau saja yang di penginapan dan aku akan tidur di mobil sambil menunggu montir datang. " jawab Satria yang terlihat sangat gantle pada saat itu.
" Apakah tidak masalah jika kau tidur di dalam mobil? " tanya Hany lagi mencoba memastikan.
" Tidak masalah. Kau tidak perlu khawatir pada ku. Oke. " jawab Satria dengan percaya diri.
" Baiklah. Aku akan masuk. Kau hati – hati ya. selamat malam. " ucap Hany.
" Selamat malam. " jawab Satria.
Satria pun kemudian segera kembali ke mobil nya. Dia mulai mencari sesuatu di bagasi mobil nya untuk dia pakai sebagai selimut. Dan yang bisa dia temukan hanya beberapa kemeja yang dapat dia kenakan untuk selimut saat itu.
" Ah, malang nya diri ku. Mengapa juga mobil ini bisa mati mendadak. Kau sangat tidak membantu ku. " gumam Satria yang mengeluh kepada mobil nya.
Hany mulai merasa kepikiran dengan Satria. dia merasa tidak enak membiarkan Satria yang tidur di dalam mobil. Akan tetapi dia juga tidak bisa membiarkan Satria tidur bersama nya. Hany tidak ingin terjadi hal – hal yang tidak di ingin kan nya.
" Apakah Satria akan baik – baik saja ya? Akh, aku merasa tidak enak pada nya. Bagaimana sekarang? Haruskah aku membiarkann nya untuk tidur bersama ku di sini? Ah, tidak tidak! " gerutu Hany sambil berbicara sendiri.
Hany kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tas nya. Dia mencoba untuk menghubungi Satria dan membiarkan nya untuk tidur di penginapan. Setelah dia melihat ponsel nya ternyata ponsel tersebut sudah kehabisan daya. Hany mulai menggerutu lagi dengan kesal. Dia terpaksa mendatangi Satria ke mobil.
" Aisshh ... apakah hari ini aku sedang sial? Di saat yang penting saat ini ponsel ku mati. Argkh! Melelahkan saja. " gumam Hany sambil berjalan ke mobil Satria.
Sesampainya Hany di mobil Satria, dia mulai mengetuk kaca mobil Satria.
Tuk tuk tuk ... suara ketukan jendela kaca mobil.
" Sat, Sat, Satria! Apakah kau mendengar ku? " teriak Hany dari luar mobil.
Satria pun mulai membuka kedua mata nya dan kemudian melihat ke arah luar. Dia terkejut melihat Hany yang sedang berdiri di luar mobil nya. Dia pun segera bangun dan kemudian membukakan pintu mobil nya.
" Ada apa Han? Mengapa kau kesini? Apakah terjadi sesuatu di penginapan? " tanya Satria sambil mengusap – usap kedua mata nya.
" Apakah kau tidak merasa kedinginan? " ucap Hany.
" Hmm ... sedikit dingin di sini, tapi tidak masalah. Aku masih bisa menahan nya. " sahut Satria.
" Ayo, ikut aku ke penginapan. " ajak Hany.
" Hah? Tidak perlu senior. Aku baik – baik saja. Kembali lah, cuaca nya sudah mulai dingin. " kata Satria yang menyuruh agar Hany kembali ke penginapan.
Hany sudah mulai kesal, dan dia segera menarik tangan Satria sehingga dia keluar dari mobilnya. Satria pun mulai berteriak agar Hany berhenti menarik tangan nya. Satria juga sudah menyuruh Hany untuk tidak menyeret nya lagi. Hany pun menghentikan langkah nya dan melepaskan tangan nya yang sedari tadi menggenggam baju Satria.
" Baiklah, baiklah. Akan ku lepas kan. Tapi setelah itu kau harus ikut bersama ku ke penginapan. " tegas Hany kepada Satria.
" Ya baiklah. Aku akan menuruti mu. " sahut Satria.
Satria dan Hany segera pergi ke penginapan. Sebelum nya Hany sudah meminta sebuah kasur tambahan kepada pemilik penginapan. memang tampak sempit dan tidak leluasa untuk bergerak akan tetapi perasaan simpati Hany sangt besar kepada Satria sehingga dia membiarkan nya begitu saja. Lagi pula hanya semalam saja. Ujar Hany.
Mereka berdua akhirnya tidur bersama di ruangan yang tidak cukup luas tersebut. Hany pun tidur dengan nyaman nya. Sementara Satria, masih tidak bisa memejamkan kedua mata nya karena perasaan nya yang masih sangat gugup. Dia tidak menyangka bahwa dirinya bisa tidur berdampingan dengan senior yang sangat dia kagumi tersebut.
" Semua ini membuat ku gila. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Aku benar – benar tidak bisa menutup kedua mata ku padahal aku sudah sangat lelah. Aaah ... sepertinya ini akan menjadi kenangan yang tidak akan pernah bisa aku lupakan. " gumam Satria dengan pelan.
Setelah beberapa waktu berlalu Satria akhirnya bisa tertidur dengan lelap juga. Saat pagi menjelang, Hany terbangun lebih dulu. Dan dia melihat Satria yang masih tertidur sangat pulas di samping nya. Hany tidak tega untuk membangunkan nya karena terlihat Satria yang nampak sangat lelah saat itu. Kemudian Hany pergi keluar untuk mencari udara segar. Saat dia ingin berjalan – jalan di pantai, seorang warga yang sebelum nya membantu nya menghampiri Hany bersama dengan seorang montir. Hany menuntun montir tersebut ke arah mobil yang di parkir tidak jauh dari penginapan.
Montir mulai bekerja, sedangkan Hany menunggu di samping mobil sambil memperhatikan Montir bekerja. Setelah hampir satu jam lama nya, akhirnya mobil Satria selesai di perbaiki. Tak lama Montir terseut meninggalkan Hany, Satria pun datang menghampiri Hany sambil berlari.
" Senior! Mengapa kau tidak membangunkan ku? Apakah montir sudah datang dan memperbaiki mobil nya? " tanya Satria dengan napas nya yang terengah – engah.
" Tenang saja, sudah selesai semua nya. Apakah kau sudah cukup sadar? Bisakah kita kembali sekarang? " jelas Hany sambil mengajak Satria untuk kembali pulang.
" Baiklah. Kita berangkat sekarang. Ayo naik senior. " ajak Satria.
Mereka berdua akhir nya bisa kembali pulang.
Sesampai nya di rumah, Hany melihat rumah nya yang tampak kosong. Lalu dia memasuki kamar Hilda, ternyata dia sudah tidak ada di kamar nya. Dan kamar nya masih nampak tertata rapi seprti sebelum Hany meninggalkan rumah.
" Sepertinya Hilda tidak pulang juga semalam. " gumam Hany.
Hany kemudian kembali ke kamar nya dan pergi mandi. Setelah itu dia mulai mengisi daya ponsel nya dan mulai memeriksanya. Ternyata banyak pesan masuk dan beberapa panggilan yang tidak terjawab oleh nya. Dia pun segera melihat nya. Ternyata panggilan dan pesan yang masuk tersebut dari Samuel. Hany pun segera membalas pesan nya dan mencoba menjelaskan kejadian yang baru saja dia alami sebelum nya.
Hany merasa sangat mengantuk, dia pun mencoba untuk tertidur. Saat dia baru saja menutup matanya, terdengar suara bel rumah yang berbunyi.
" Akh, baru saja ingin tidur. Siapa yang bertamu sepagi ini sih? " ucap Hany dengan sedikit kesal.
Setelah dia melihatnya, ternyata yang datang adalah Samuel.