"Tidaak. Sudah pasti kaulah yang melakukannya. Saat itu semua orang langsung datang ke kamar Isabell begitu mendengar teriakannya dan hanya kaulah yang datang terlambat. Sebenarnya kau masih berada di kamar itu ketika kami menerobos masuk. Setelah kau membunuh Isabell untuk menjadikan kasus ini sebuah kasus ruangan tertutup agar kami mengira si pria hitamlah pembunuhnya, kau bersembunyi di dalam lemari pakaian. Lalu kau mengendap-endap keluar dari sana tanpa sepengetahuan kami. Benar, bukan?"
Mellisa hanya menggelengkan kepala tanpa mampu membalas perkataanku. Ini bukti dia sudah kehilangan akal untuk menyanggah analisisku.