Chereads / Please Come Back My Wife / Chapter 2 - Bab 2

Chapter 2 - Bab 2

Hari ini adalah kepulangan anak yang dirindukannya, Aristika sudah bersiap untuk menjemput anak kesayangan di bandara "Aniq! ayo nak kita berangkat!" Saut Aristika dari lantai bawah.

"Iya bibi, ini aku udah siap, bibi pasti kangen banget yah sama bang Ares" Turun dari tangga, Aniq ketawa cekikikan.

"Ih kamu ini" Aristika senyum menanggapi.

mereka berdua masuk kedalam mobil yang sudah ada sopir-nya di dalam. stelah itu hening di dalam mobil dan menikmati perjalanan.

@@@@@

Aniq dan Aristika menoleh bersamaan ke arah seorang lelaki dewasa yang berlari ke arah mereka. Itu Ares.

Ares tersenyum kepada sang bunda, mencium tangan lalu memeluk Aristika dengan rasa rindu yang tak terkendali. "Bunda" lirih Ares melepaskan pelukan mereka. Aniq tersenyum memandang kedua orang itu.

"Ares kamu tambah tampan nak" Aristika mengusap wajah sang anak. "Tentu saja bunda, Ares kan anak bunda" jawab Ares dengan nada manjanya. "huh! dasar! manjanya masih tak berubah!" Aristika memukul pelan Ares.

Ares terkekeh, matanya tak sengaja bertatapan pada Aniq. Ares terdiam. Aristika yang menyadari sang anak menatap Aniq berbicara. "Ares, kamu masih ingat kan dengan Aniq? kalian dulu sering bermain bersama" Ares membuang muka "Hm, Iya" Jawab Ares datar. Aniq mendekati mereka anak dan ibu itu. "bang Ares, apa kabar?" Aniq tersenyum manis. Ares melirik sekilas "Baik" lalu berjalan dahulu meninggalkan sang bunda dan Aniq "aku lelah Bun, aku ingin cepat istirahat."

Aristika tersenyum melihat kelakuan anaknya. Aristika memandang Aniq "kamu kenapa sayang? kok mukanya lesu gitu? gak senang Ares pulang?" Aniq menggelengkan kepalanya "Bukan begitu bibi, hanya... lelah" Aniq tersenyum kepada Aristika. Aristika menghela nafas. menggenggam tangan Aniq lalu berjalan bersama ke arah mobil yang di dalamnya sudah terdapat Ares.

@@@@@

Aniq memasak di bantu pelayan-pelayan lainnya. Aniq tersenyum dan tertawa bersama. Pelayan-pelayan yang bekerja di rumah Aristika baik terhadap Aniq memperlakukan Aniq seperti keluarga, karena sikap Aniq yang rendah hati membuat semua pelayan menyukai Aniq.

"neng Aniq, tadi mas Ares ganteng bener... rasanya pengen di pinang" Syala, salah satu pelayan berbicara, membuat semua orang tertawa. "Inget umur atuh! kamu juga udah punya suami" Bibi Nina, kepala pelayan menyauti Syala. seketika semua semakin tertawa. Aniq menggelengkan kepalanya melihat tingkah Syala.

merasa ada yang menepuk pundaknya Aniq menoleh mendapati sang pelayan paling muda yang belum menikah satu-satunya di rumah Aristika. Kak putri. Kak putri tersenyum pada Aniq lalu menunjuk ke arah ruang keluarga "kamu di panggil nyonya" Aniq melirik arah yang di tunjuk kak putri. "makasih kak" kak putri mengangukan kepalanya. Aniq segera pergi dari dapur.

Aristika tersenyum melihat Aniq yang berjalan ke arahnya. "Ada apa bibi?" tanya Aniq, Aristika menepuk sofa yang di duduknya bermaksud mengkode Aniq untuk duduk di samping nya. Aniq segera duduk. Aristika mengelus pipi Aniq. "Ada apa bibi?" tanya Aniq lagi membalas genggaman Aristika.

"ini, buat kamu." Aristika memberikan sebuah kotak kecil pada Aniq. "Ini apa bibi?" tanya Aniq yang merasa tidak asing dengan kotak tersebut. "kamu buka aja sendiri, bibi enggak mau kasih spoiler hehehehe" Aristika terkekeh. Aniq mendengus "Ish bibi!" Aristika banguna dari duduknya "setelah kamu lihat isi kotaknya, kamu harus segera istirahat ya, tidak perlu bekerja lagi" belum sempat Aniq berbicara sudah di potong oleh Aristika "Tolong yang kali ini dengar kan bibi" Aniq menghela nafas. "baiklah bibi" Aristika mengelus rambut Aristika. Dan meninggalkan Aniq sendiri di ruang keluarga.

Aniq memperhatikan kotak yang ada di tangannya. membolak-balikkan kotak dan menemukan sebuah nama yang tercantum di bagian bawah kotak. Aniq my Princess.

Aniq terdiam, ini adalah kotak yang di beri almarhumah ibunda nya sewaktu masih hidup di dunia.

♡Tbc♡