Fay merasakan sebuah perasaan yang aneh. Perasaan yang dulu pernah ia rasakan, tapi kali ini perasaan itu lebih kuat dan juga menggebu. Namun lagi-lagi, Fay menepis semua perasaan itu demi mempertahankan benteng yang sudah lama ia bangun selama ini. Sadar jika ia tengah mengalami yang namanya cinta dan cemburu tapi ia tak mau mengakuinya dan justru mencoba menepisnya meskipun perasaannya sakit.
"Apa kamu juga mencintaiku Fay?" tanya Richard.
"Ti-tidak, aku hanya menganggapmu teman saja, tidak lebih," ucap Fay.
Richard tersenyum mendengar ucapan Fay. Ia bukan pria kemarin sore yang baru mengenal wanita, ia adalah pemain wanita dengan berbagai karakter yang sifat. Ia tahu jika Fay tengah mencoba menepis perasaannya. Meskipun begitu Richard tidak mempermasalahkan hal itu. Ia sudah puas karena tahu jika Fay mencintainya dan bersembunyi di balik benteng trauma yang di bangunnya selama ini.
"Baiklah, tidak apa. Tapi, apa kamu mempercayai ku?" tanya Richard. Fay hanya mengangguk.