Bryan meringis mendengar ucapan Maria, wanita paruh baya yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu kini tengah mengatainya bodoh, tapi memang begitulah Bryan. Bodoh dalam hal wanita, selama ini ia hanya mengandalkan wajah tampan dan juga hartanya untuk menjerat wanita, jika dia jelek dan miskin, sudah di pastikan dia tidak akan mendapatkan wanita, itu sudah hukum alam.
"Kamu sekolah dan kuliah tinggi-tinggi tapi otakmu itu sangat teramat bodoh Bryan. Jika saja kamu jelek kamu tidak akan menjadi lelaki idaman para wanita di luaran sana," ucap Maria.
"Aku harus bersyukur akan hal itu, aku tidak perlu berjuang untuk mendapatkan wanita," ucap Bryan.
Plak!
"Aduh, sakit Bu. Bagaimana kalau Kalea bangun nanti?" ucap Bryan seraya mengusap bahunya yang di pukul Maria.
"Ikut aku keluar," ucap Maria.
Bryan pun ikut maria keluar dari ruang kerjanya meninggalkan Kalea di sana sendirian.
"Kamu mau melamar Kalea kapan?" tanya maria lagi.
"Enaknya kapan Bu?" tanya Bryan.