Kalea masih setia menemani Bryan, yang kini tengah terlelap dalam tidur, entah benar-benar tidur atau pengaruh obat, Kalea tidak tahu, yang jelas Kalea melihat wajah tenang Bryan kali ini. Namun di balik wajah tenangnya itu, siapa yang menyangka jika baru saja mengalami sebuah trauma yang parah, dan itu terjadi tepat di depan Kalea.
"Maafkan aku, Bry. Seharusnya aku tidak menanyakan soal hal itu. Seharusnya aku bisa mencegahmu mengingat kejadian itu. Semua ini salahku Bry," ucap Kalea seraya kembali mengeluarkan air matanya.
"Kalea, bisa kita bicara sebentar?" tanya Maria yang baru saja kembali dari mengantar Margaretha ke depan.
"Tapi bagaimana nanti kalau Bryan bangun?" tanya Kalea khawatir.
"Jangan terlalu khawatir, biasanya dia akan bangun setelah satu jam kemudian," ucap Maria.
Kalea pun mengangguk dan mengikuti Maria keluar dari kamar Bryan.
"Duduklah, minum coklat panasnya, agar mood mu membaik," ucap Maria seraya memberikan gelas kepada Kalea.
"Terima kasih, Maria."