Tidur Kalea terganggu saat ada yang bergerak di paha dan juga bokongnya. Matanya masih enggan untuk terbuka, bahkan saat mengetahui jika itu ulahnya Bryan.
"Bry, apa yang kamu lakukan? Pulangnya sebentar lagi ya?" rengek Kalea.
"Kamu masih capek ya?" tanya Bryan seraya menciumi wajah Kalea.
"Hm," Kalea hanya bergeming saja mendengar pertanyaan Bryan.
"Mau aku pijit?" tawar Bryan.
"Boleh," jawab Kalea yang masih setia menutup matanya.
Dengan senang hati Bryan mengabulkan permintaan kekasihnya itu. Dengan cekatan Bryan mulai memijat punggung Kalea. Merasa nyaman dengan pijatan Bryan, Kalea pun memosisikan tubuhnya dari miring jadi tengkurap. Bryan tersenyum melihat hal itu. Tangan Bryan terus memanjakan tubuh Kalea, semakin turun, Bryan meremas bokong Kalea dengan sensasional. Lalu tangan Bryan turun ke paha. Bukan paha yang Bryan pijit, melainkan pangkal paha Kalea yang terlihat menyembul seolah menggoda untuk ia manjakan.
"Ah, Bryan. Jangan menggodaku," ucap Kalea.
