"Jalan-jalan? Sama Nayla? Ya Tuhan ... Aku mimpi apa semalem," rintih Reno dalam hati.
"Gak apa-apa kan, Ren?"
"I–iya, gak apa-apa kok, Nay. Dengan senang hati," jawab Reno.
Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan cukup tinggi karena jalanan kota saat itu cukup lengang, mungkin karena ini belum masuk jam pulang kantor jadi masih terpantau ramai lancar.
Tiba-tiba pandangan Reno tertuju oada satu sosok tak kasat mata di pinggir jalan, hanya sekilas memang tapi Reno yakin kalau dia tak salah lihat. Untuk memastikannya Reno sampai melongok ke luar jendela setelah mobilnya berlalu cukup jauh.
"Itu tadi kan Arkan," kata Reno dalam hatinya.
"Ren, Lo liat siapa sih? Lo liat apa sampe kayak gitu?" tanya Nayla yang ikut celingukan. Tapi dia tak melihat apapun.
"Itu, Nay. Aku liat Arkan," celetuk Reno tanpa berpikir lagi. Agaknya dia tak sadar telah mengucapkan nama itu.
"Apa? Arkan Lo bilang? Di mana Lo liat Arkan, Ren?" tanya Nayla nada tinggi karena dia begitu terkejut.