Suatu kebahagiaan yang sangat tak terhingga untuk Arkan karena dia masih punya kesempatan untuk bisa berkunjung lagi ke rumah Nayla. Arkan bisa kembali mengenang semua hal indah yang telah dia dan Nayla lewati bersama di rumah ini. Kenangan itu membuat pikirannya mengawang, kembali pada masa-masa itu.
Kenangan yang paling membekas dalam ingatannya adalah ketika dia dengan susah payah membujuk Nayla agar mau keluar dari kamarnya, atau paling tidak agar Nayla mau makan sesuap nasi saja. Gadis itu sudah hampir mengakhiri hidupnya sendiri karena sengaja tidak makan selama dua hari. Dia hanya mengurung dirinya di dalam kamar dan terus-menerus menangis. Tak ada yang mampu membuatnya keluar, tidak ayahnya, tidak pula adiknya.
Waktu itu Arkan sangat mengkhawatirkan keadaan Nayla, dia setiap hari berkunjung ke rumah Nayla untuk membujuk gadis itu.