Dua hari berlalu, Biru menunggu Kayla di Bandara Halim perdana kusuma. Dia sudah melupakan semua hal, perlahan dadanya yang sesak dan hatinya yang gelisah berganti menjadi sesuatu yang jauh lebih tenang.
Hubungannya dengan Senja ataupun Elang jauh baik, bahkan selama liburpun Biru menolong usaha toko bunga milik Elang.
Kayla tau semua ini, dia mendukung keputusan Biru, karena sekali lagi tidak ada hal yang lebih baik dari pada berdamai dengan masa lalu.
"Hay, kamu sendiri?" Biru mencium keningnya lalu memeluk gadis berambut sebahu itu.
"Sama Dede, tapi dia ke toilet dulu" Kayla meletakan barangnya di dalam mobil Biru.
"Makan siangnya di rumah Elang ya sayang"
"Huh? Serius?, Aku..
Biru tau ketakutan Kayla tentang Senja, namun bagaimanapun dia masih canggung dengan semua ini.