"Lo serius Sen?" Mika mengunyah kacang polongnya.
"Iya, gak tau ya ada aja gitu panggilan di hati gue buat adopsi dia, padahal belum masuk ke panti itu lo gue Mik, eh udah jatuh cinta" jawab Senja berapi-api.
"Ya Allah, anak itu beruntung banget pasti dipilih sama lo, nanti bisa jadi temen anak gue deh" Mika tersenyum lebar.
Mereka menikmati sore ini dengan berbagai hal, namun permintaan Senja cukup membuat Mika was-was.
"Peluk gue Mik"
"Senja"
"Ayo gue pengen pastiin"
Dengan takut Mika memeluk Senja, sedetik dua detik bahkan satu menit Senja tak lagi merasakan sesak, dia menahan tubuh Mika lebih lama, dan ya dia sudah tak lagi ketakutan, tak lagi merasa sesak.
"Mika"
"Senja, lo sembuh Sen?"
Senja mengangguk, demi Tuhan dia bahagia, apa iya pertemuannya dengan bayi kurang beruntung itu layaknya sebagai obat.
"Mik gue sembuh Mik, gue bisa peluk anak kecil manapun, gak perlu takut lagi disentuh bumil, demi Tuhan gue seneng." Senja tak bisa menyembunyikan perasaannya.
