Elang POV.
Ini sudah satu jam Senja tidak menggubris apapun yang aku katakan padanya, dia cemburu dan itu lucu.
Aku jarang melihatnya dalam mode menggemaskannya ini, dia bahkan tak membiarkanku menyentuhnya, sungguh kekanak-kanakan.
Revisi ini ingin segera ku selesaikan, selebihnya aku akan menciumnya atau bahkan menggigit pipi tembamnya itu, kemarin aku juga mengatakan aku suka pipi berisinya, sepertinya dia makan yang banyak untuk menambah volumenya.
Anak bisnis sepertiku akan selalu terkendala dengan yang namanya teknik pasar, aku bahkan mempatenkan skripsiku untuk itu, lalu sekarang apa? Ya aku menyesal telah memilihnya.
"Den El, ini kopinya"
"Loh saya gak pesan Bik"
"Non Senja yang tadi chat Bibik suruh siapin kopi"
"Ah makasih banyak Bik"
"Sama-sama Den, semangat"
"Siap bos"
Ku ciumi pipinya sampai dia berteriak kesal, lalu aku lanjutkan pekerjaanku seperti aku tidak sedang melakukan apa-apa kepadanya, jujur menggodanya lebih menyenangkan dari apapun.
