"waaah"
Mata Senja berbinar kala melihat motor antik bermerek honda tipe c70 itu, respon tak terduga yang bahkan tidak terfikirkan oleh Elang,
"Lo dari tadi gak berhenti takjub banget"
"Gue boleh bawa gak El?"
"Sure"
Jadi langit mendung itu berubah menjadi cerah, seakan ada banyak bintang yang mengambil alih kegelapan.
"Wuhuuuuu"
"Yaa Senja lo pelan-pelan kita bisa mati kalo kayak gini"
"Gue suka motornya"
Mungkin untuk harga motor ini tidak seberapa, tapi itu dulu.
Namun motor klasik ini adalah kepunyaan dari Opanya, Elang bahkan mencuri kuncinya untuk membawa ini kepada Senja.
"Yah kok mati"
"Namanya udah butut lo bawa balap, sini aki nya kali yang soak"
"Buruan"
Terkesan tidak sabaran, layaknya anak SD yang sedang mengantri telur gulung, wajah Senja benar-benar menggemaskan.
"Nah idup, kita ngopi dulu kali ya, disana tu bagus pemandangannya"
"Lo tau aja tempat yang ajib gini"
"Makanya begaul ama gue, liatnya alam bukan obat-obatan"
"Ye..
"Nama gue Elang"
