Jennie merasa tubuhnya jauh lebih baik, pagi ini bahkan dia bisa duduk di luar dan berjemur, memang jika sekarang kulitnya jauh lebih pucat,, bibirnya pecah-pecah, dan rambutnya rontok, namun untuk imunnya malah terlihat tidak sakit sama sekali.
Dia menggenggam botol obat yang Senja berikan untuknya, apa sebenarnya isi dari obat ajaib itu, obat yang bisa dengan cepat meredakan rasa sakitnya, namun membuatnya ketergantungan.
Ingin rasanya dia menanyakan kepada Chan, namun Senja tak lagi memberinya akses untuk bertemu dengan siapapun dokter kecuali dokter Alex yang dia tunjuk langsung untuk mengobati Jennie.
"Atta"
Gadis berbibir hati itu menghentikan langkahnya, ya ini untuk pertama kali semenjak Jennie mengalami sakit dan ketergantungan dengan Senja, dia tidak lagi salah menyebut nama Atta.
"Tumben gak salah panggil nama lagi" ucapnya dingin.
"Ah, maafin Bunda ya Dek"
"Hmm, abis berjemur langsung masuk, gak baik kalau diluar sampe siang, imun Bunda masih belum stabil"