"Lo udah mantepin hati lo buat kuliah apoteker?"
"Yap, gue udah cari beasiswanya juga, gila sekolahnya mahal banget"
"Kan lo kaya Sen"
"Sampai kapan sih Bi, harta cuma titipan kan? Emang lo bisa jamin gue bakal makmur terus?"
"Ya juga sih, tapi enakan beasiswa, cuma gengsinya doang gak enak"
"Ya seengaknya gue belajar jadi sederhana"
"Sederhana kok naik mobil mewah"
Senja terkekeh, namun perkataannya tidak bercanda, dia hanya ingin kuliah dengan perjuangannya, bagaimanapun hasilnya nanti setidaknya hanya dia yang akan bangga atau menyesal.
"Sen..
"Hmm?"
"Setelah Laut pergi, lo masih punya perasaan gak buat dia?"
Gadis jangkung itu tercekat, ini pembicaraan yang selalu dia hindari, namun apa yang Biru lakukan, dia bahkan membuka luka lama dihatinya.
"Sen, gue salah nanya ya?"
"Huh? Ah gak, ya gue gak tau"
"Lo masih cinta dia?"
"Dia punya cerita sendiri di hati gue Bi, sesingkat apapun hubungan kita, Laut adalah laki-laki yang nyadarin gue kalau Tuhan itu ada"