Jam 5 lewat 45 menit, sedikit gerimis dan dingin, jarang-jarang Jakarta segar seperti ini, atau dia yang tak pernah merasakan itu semua karena sibuk dengan tidurnya atau motor kesayangannya.
"Gue anter yuk"
"Astaga lo jurik ya, suka banget ngagetin gue"
"Ya maap, mau gue anterin gak?"
"Gak usah"
"Biar gak naik angkot, mayan duitnya buat makan siang kan"
"Gue bilang gak ya gak"
"Anterin doang segala nolak"
Senja menghentikan langkahnya, menatap tajam Biru disana, dia bahkan tak menginginkan belas kasihan siapapun saat ini.
"Denger ya, gue gak butuh tumpangan lo, dan masalah duit gue gak bakal kekurangan kalau harus naik angkot berulang kali sekalipun"
"Sen maksud gue bukan itu, gue cuma nawarin tumpangan"
"Lo gak usah berlaku baik sama gue, gue gak pantes dibaikin, mending lo kesekolah sana"
"Siapa bilang lo gak pantes dibaikin"
Namun Senja tak menghiraukan hal itu, dia memacu langkahnya menjauh dari sana, dan ya Biru sepertinya harus mengalah untuk hal ini.
