"Gak boleh gerak dulu ya Bunda"
"Mau pulang aja Yah"
"Nanti ya"
"Gak mau disini, mahal"
"Gak usah dipikirin ya, tadi Ayah udah minjem duit Salsa, Bunda doain ya Ayah menang gymnastik biar bisa ayah gantiin duit Salsa"
"Maafin Bunda Yah, nyusahin Ayah"
"Apaan sih gak boleh ngomong gitu"
Tidak menangis, dia tau jika dia menangis akan menambah beban suaminya ini, yang dia harus lakukan hanya satu, sabar.
"Puk puk Yah"
Albani segera beranjak ke atas kasur dan memposisikan tangan kanannya sebagai bantal dan meletakan bantal yang pertama dipakai Jennie ke kepalanya. Albani mulai menepuk-nepuk pantat dan mengelus rambut istri centilnya ini. Semenjak kehamilannya gaya tidur seperti itu sudah menjadi kesukaannya.
"Kerasin nepuk pantatnya"
"Iya Bunda"
"Yaahh"
"Kenapa?"
"Martabak"
"Ntar lagi Ayah beliin, trus mau apa lagi?"
"Mangga muda Yah"
"Bunda ngidam ya"
"Iya..."
"Apa lagi?"
"Makaroni sekotel Yah"
"Itu aja kan?"