Tut... Tut... Tut...
Panggilan pun terputus membuat perasaan Briel seketika menjadi suram.
Briel menggeram. Dia mencengkram kuat ponselnya dan meletakan ponselnya di tempatnya kembali.
"Beraninya dia menutup telepon di saat aku belum selesai bicara! Dasar tak berperasaan! Menyebalkan!" geram Briel dan mengambil kemeja kotor milik Erland. Setelah itu, dia membawa kemeja Erland ke kamar mandi dan melemparnya ke lantai. Briel bergegas mengambil keran air dan menyiramkan airnya ke kemeja Erland yang tergeletak di lantai.
"Aku tak mau merusak tangan halusku yang aku rawat selama ini! Begini saja mencucinya! Sekalian saja, aku tak bisa menghajar pemiliknya, kemejanya saja yang aku hancurkan!" kesal Briel melompat-lompat di atas kemeja Erland yang basah.
"Rasakan! Hancur sudah, ha-ha-ha!" ucap Briel kemudian tertawa puas.
Brugh!
"Aduh!" pekik Briel ketika dirinya terpeleset dan terjatuh ke lantai.
'Sakit sekali, astaga!' keluh Briel ketika merasakan bokongnya terempas ke lantai.