Dari sudut pandang Clara. Wanita itu sudah mengincar sebuah kamar yang kata Edward merupakan tempat penginapan Davin selama ini. Setelah berjibaku dengan banyak keraguan, Clara akhirnya memberanikan diri untuk melaju mobilnya menuju gedung hotel yang menaungi kamar tersebut.
Sesaat setelah memarkir mobilnya di bagian basemen, Clara langsung berjalan ngebut. Tidak ada maksud lain, selain segera bertemu Davin Sinclair. Ia tidak mau menyerah begitu saja. Perceraian, perpisahan, atau pun sejenisnya tidak pernah boleh ada!
Clara berada di dalam elevator sembari menggigit ibu jarinya. Gelisah merangkap diri, terutama hatinya. Rasa rindu dan takut pun turut berbaur menjadi satu. Ia takut jika nanti Davin mengusirnya dengan kasar dan lagi-lagi mengatakan cerai padanya. Namun jika hanya berdiam diri di dalam kamar, Davin bisa saja menganggap dirinya sudah setuju akan perpisahan.