Ponsel Edward berdering sejak tadi, tetapi karena sudah tidur sang pemilik benda tersebut tidak juga ambil sikap. Lagi pula, waktu memang sudah sangat malam. Tepat di jam dua dini hari. Orang gila mana yang berani mengganggu ketenangan hati sang raja real estate itu, coba?
Kalau bukan sentilan jemari Febiana, mungkin Edward tetap akan mengabaikan dering ponselnya sendiri. Tidak ingin istrinya kembali terganggu, dengan terpaksa akhirnya Edward membangunkan dirinya.
Sebenarnya pria blasteran Prancis itu berencana untuk mematikan ponselnya. Namun belasan pesan dan juga telepon masuk, membuat Edward yang masih mengantuk kini mengernyitkan dahi. Dikerjap-kerjapkannya kedua matanya agar pandangannya terhadap layar benda itu menjadi lebih jelas.
Awalnya, Edward pikir masih berada di dalam alam bawah sadar. Namun dering telepon yang kembali masuk, akhirnya membuatnya semakin terjaga. Pun pada hatinya yang lantas percaya bahwasanya sang adik ipar tengah menghubunginya.