"Edward ... apa yang kamu lakukan di depan kamar kosong?"
Edward menghentikan aktivitasnya dalam menggedor pintu kamar hotel yang ia hampiri beberapa menit lalu. Ketika mendengar pertanyaan dari sebuah suara tak asing tersebut, ia lantas menoleh pada sosok yang barusan berbicara. Tampak seorang Davin Sinclair tengah berdiri tegak dengan balutan kemeja yang sudah kusut, rambutnya seperti tidak disisir selama tiga hari, dan parasnya memperlihatkan dirinya habis menyantap alkohol dalam jumlah cukup banyak.
Lalu dua staf hotel pun turut terlihat dari arah elevator, tepat di belakang Davin. Namun Edward memilih untuk mengabaikan dua karyawan dari salah satu aset berharga milik perusahaannya tersebut.
"Da-davin?" Edward tercengang, bola matanya pun melebar. "Dari mana saja kamu, hah?!" Ia mengomel sembari berjalan menghampiri sang adik.