"Saya akan tetap berada di sini sampai bocah itu pergi," ucap Edward spontan tanpa memedulikan perihal ketidaksetujuan dari Febiana.
Detik itu juga, Febiana memicingkan matanya menatap Edward dengan nanar. "Apa maksud kamu? Kita sudah membahas hal ini, 'kan?" tanyanya diiringi rasa kesal.
Namun Edward memilih mengabaikan pertanyaan dari istrinya tersebut. Matanya langsung beralih menatap Ibnu dan Rio secara bergantian. Pembahasan tentang Gupta dimulai, saat ponsel Rio terus berdering karena ada panggilan masuk yang dilakukan oleh Louis—ajudan pribadi Gupta Askara Denindra, bocah yang disebut oleh Edward barusan.
"Tapi, bagaimana dengan jadwal di Indonesia, Tuan Sinclair?" tanya Ibnu agak khawatir mengingat atasannya itu sudah menambah hari untuk tetap berada di Berlin, sementara pekerjaan di tanah air sendiri sudah menunggu dengan setia. "Apa tidak saya saja yang ada di sini, kalau memang Tuan sangat khawatir pada Nona Febi?" lanjutnya mengusulkan.
"Tidak!" sahut Edward cepat.
