Seperti sebuah karma instan, yang harus Edward terima dalam waktu tak lama. Setelah ia sendiri yang bersikap kurang ramah, hingga sampai mendiamkan istrinya dalam waktu beberapa jam, kini—di hari berikutnya—justru Febiana yang mengunci mulutnya rapat-rapat.
Semua kalimat manis hingga ciuman yang diberikan oleh Edward, memang Febiana terima tanpa perlawanan, hanya saja tak ada respon baik yang ia tunjukkan. Selain hanya diam ketika ditanya, perihal urusan mesra pun enggan wanita itu lakukan sebagai balasan yang setimpal bagi Edward.
Sikap sang istri yang tak jauh berbeda dengan sikapnya di hari kemarin hingga tadi malam, bahkan jauh lebih parah, membuat Edward merasa serba salah. Tak dapat dipungkiri bahwa wanita memang lebih garang ketika memilih diam, penuh misteri, dan tentunya sangat sulit untuk diredam, meskipun dengan kata-kata manis.