Febiana menerima kecupan yang menimbulkan rasa hangat dari Edward. Ia juga membalasnya dengan hal serupa. Padahal tujuan mereka adalah menuju ruang makan, tetapi tingkah Edward yang kerap kali jahil dan enggan melepaskan sang istri, membuat rencana bersantap pagi menjadi terkendala.
Di dekat jendela kamar yang merupakan bagian dari rumah besar milik keluarga Diraja tersebut, Febiana dan Edward begitu asyik dalam bercumbu. Pagi yang hangat justru terasa lebih hangat ketika gairah aneh berangsur muncul pada diri sepasang suami dan istri itu.
Saat Edward mulai merasa resah, ia menggerakkan tangannya menuju bagian tubuh Febiana yang menjadi kesukaannya. Namun ... istrinya itu justru memberikan tepisan keras, setelah akhirnya melepaskan diri.
"Kita harus berangkat kerja, Edward!" omel Febiana.
Edward mendesah kecewa. "Padahal masih banyak waktu, lho," tandasnya.
"Tapi kita berdua sudah mandi, jangan begitu lagi. Kita juga belum sarapan, Suamiku sayang."
