Febiana berdiri di hadapan para dewan direksi yang sudah berkumpul serta duduk di kursi masing-masing di dalam ruang pertemuan kantor Big Golden. Lagaknya secara kasat mata memang terbilang biasa saja. Namun di balik sikapnya itu, hatinya merasa sangat cemas dan gugup.
Bulir keringat pun diam-diam menetes membasahi tengkuk Febiana. Meski ruangan itu bersuhu dingin, nyatanya tubuh Febiana terasa hangat. Ketegangan juga merayap pada saat sepasang mata bulatnya menatap para dewan yang sebagian memiliki rentang usia jauh lebih tua, dan sebagiannya lagi nyaris sama. Mereka tengah menunggu perihal warta yang akan Febiana sampaikan.
Ketakutan semacam itu jarang Febiana hadapi. Ia yang selalu percaya diri dan berkeyakinan tinggi terhadap setiap rencananya justru dibuat mati kutu. Namun kecemasan yang melingkupi dirinya itu tak membuat hatinya berangsur lesu.
