"Mas Arman, aku mau kamu jangan benci aku. Jangan jauhi aku. Aku nggak mau sama orang pilihan ayah dan ibu," ucap Bunga dengan nada bergetar.
"Bung, bukan aku yang mau menjauh. Tapi keadaan yang menuntut ku. Lagian mau sekuat apapun aku berusaha orang tuamu tetap tidak akan menyetujui. Jika aku yang di sakiti aku tidak peduli. Tapi ini akan berdampak pada ibuku." Arman mencoba tegas di hadapan Bunga.
"I-ini artinya, ka-kamu menyerah?" tanya Bunga dengan mata yang nanar.
"Maafkan aku bunga, jika memang kita berjodoh kita akan bersatu lain waktu." Arman lekas pergi dan mengendarai Motornya. Sedangkan Bunga masih mematung hingga Arman dan teman-temannya menghilang dari pandangannya.
Danang dan Angga melihat kesedihan dari raut wajah Arman. Mereka pun akan membuka pembicaraan saat menemukan waktu dan tempat yang tepat.
"Eh man," panggil Angga tiba-tiba.
"Kenapa, ngga?" tanya Arman yang berhenti di bahu jalan.