Chereads / BULAN DAN BINTANG. / Chapter 20 - Bulan Hilang?

Chapter 20 - Bulan Hilang?

***

Haii pecinta Bulan dan Bintang, demi kalian aku bakal creazy up, jadi aku minta buat kasih Review dan collect ya.

cuss lanjut baca yakk..

****

Nathan keluar dari kamar Wibowo, ia memberi tahu Bintang bahwa itu reaksi Wibowo karena shok. ia juga sudah meminta salah satu perawat menemani Pak Wibowo karena beliau menolak untuk di rawat di rumah sakit. ia meminta perawat membawa obat yang telah di resepkan pada Pak Wibowo, setelah mendengar penjelasan Nathan Bintang menemui Pak Wibowo dan mencoba menenangkan Beliau,

Sedangan orang-orang Raka sedang menyusuri jakarta dan tempat2 penginapan. namun belum ada titik terang keberadaan Bulan.

***

Sang mentari menujukkan pesonanya pada Bintang yang sedang duduk di teras di rumah Pak Wibowo. beberapa kali ponselnya berbunyi namun ia abaikan.

'Trrt'

Satu getaran pada ponsel Bintang dan muncul satu pesan Dari SANDRA.

"Kamu dimana? aku cariin nungguin kamu, kenapa kamu pergi dengan tiba-tiba?" isi pesan dari Sandra.

"Saya Ada urusan." balasan singkat di kirimkan oleh Bintang.

Bintang memang mencintai Sandra namun ia menemukan kenyamanan di tempat lain, hal itu masih menjadi dilema dalam hatinya.

***

Satu minggu Setelah hilangnya Bulan, tiba-tiba ada kurir mengntarkan sebuah paket pada wibowo.

"Selamat siang, apa benar ini rumah Pak Wibowo?" tanya kurir itu pada Wibowo yang sedang duduk di taman depan rumahnya.

"Benar, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mengantarkan paket untuk anda." kurir itu mengeluarkn amplom coklat dari tasnya.

"dari mana?"

"Ada di amplop itu pak pengirimnnya." sambil menunjuk ujung amplop.

"Terima kasih, mas."

Kurir itu pun berlalu, Wibowo segera membuka amplop itu, betapa terkejutnya saat melihat foto Bulan. dan ada selembar kertas yang di tulis tangan oleh Bulan,

"Ayah, maafkan Bulan. Bulan harus pergi menenangkan hati Bulan. hal yang Bulan takutkan sudah terjadi. Bulan harus menenangkan diri untuk beberapa saat, ayah jaga kesehatan, Bulan sehat seperti foto yang ayah lihat, Satu lagi, Ayah jangan pernah menyalahkan diri ayah atas semua kejadian ini karena Bulan tahu Ayah mencoba mencarikan yang terbaik untukku. suatu hari Bulan akan mengirimkan alamat Bulan pada ayah, Bulan akan menghubungi Ayah dengan nomor baru Bulan nanti, ayah jangan beri tahu siapapun tentang hal ini. Bulan sayang ayah."

Itulah yang terulis di selembar kertas itu, Wibowo mengusap air matanya yang menetes dengan sendirinya. Wibowo merasa gagal membahagiakan Bulan namun kali ini ia menuruti keinginan anaknya.

***

Bintang masih sibuk di ruangannya,tiba-tiba Sandra datang tanpa memberintahu Bintang.

"Sayang, ayo makan siang," ajak Sandra dengan menyenderkan kepalanya di bahu Bintang.

"Aku masih sibuk, kamu makan siang sendiri ya." tolak Bintang,

"Sayang, kenapa kamu jadi berubah sih? aku sudaj berusaha sabar selama satu minggu ini, tapi sikapmu semakin menjadi." protes Sandra.

"San, ini kantor jaga suaramu."

"Sekarang kamu panggil aku nama, aku pulang karena ayah bilang kamu mau melamar aku. tapi malah begini jadinya."

"Yang bilang ayahmu bukan aku, bahkan aku tidak tahu tentang rencana ini."

"Apa kamu nggak mau menikah denganku?"

"Jangan bahas sekarang, San. aku lagi sibuk."

"Oke, aku mau tunggu di sini sampai kamu nggak sibuk lagi."

Bintang tidak menolak atau mengiyakan permintaan Sandra, ia melanjutkan pekerjaannya, namun di sela-sela pekerjaannya Bintang merasa risih dengan kehadiran Sandra.

"Ayo makan siang." Bintang berdiri dari tempat duduknya dan merapikan mejanya.

"Wah, beneran?" Sandra dengan semangat menggandeng Bintang.

Bintang tanpa banyak bicara menuju restoran yang tak jauh dari kantornya, Sandra mengikuti langkahnya. Sandra memang merasakan perbedaan pada sikap Bintang namun ia tetap memilih bersama Bintang.

'BRUK'

Tiba-tiba seorang pria menabrak Bintang saat sedang berada di parkiran restoran, dan membuat tas pria tersebut terjatuh.

"Maaf, saya tidak sengaja." pria itu menunduk mengambil tasnya.

"Apa kamu tidak lihat? lain kali kalau jalan gunakan matamu dengan baik untuk melihat," bentak Bintang yang suasana hatinya sedang kesal.

"Maa..." pria itu menghentikan kalimatnya saat melihat pria yang ia tabrak adalah Bintang

"Anda?"

"Lo, ngapain di sini?" tanya Bintang.

"Bukan urusan anda."

"Jangan-Jangan kamu ada hubungannya hilangnya Bulan?" Tuduh Bintang,

"Ha, Bulan hilang?"

"Jangan sok polos, dasar bajingan Lo." Bintang menerkam baju Johan, ya pria itu adalah Johan yang baru datang di Jakarta 2 hari yang lalu.

"Anda jangan asal tuduh, jika Bulan hilang harusnya Anda yang salah, tidak becus menjaganya." Johan menghempaskan cengkraman Bintang.

"STOP...." teriak Sandra yang bingung dengan situasi itu. dan membuat Bintang dan Johan menghentikan pertikaian mereka.

"Oh, pantas saja Bulan pergi, Kelakuan anda sudah suka gonta-ganti cewek." Johan menatap sinis Sandra dan meninggalkan mereka.

"Sayang, apa maksud orang itu?" tanya Sandra yang menunggu penjelasn Bintang.

Bintang tidak menjawab pertanyaan Sandra, mereka berjalan kedalam restoran, mata Bintang di penuhi amarah, Sandra yang melihat mata Bintang enggan untuk bertanya lebih lanjut.

***

Johan kembali mencari kontrakan untuk tempat tinggalnya di jakarta, ia berniat untuk mencari kerja di jakarta dan mendekati Bulan, namun Bulan malah hilang tidak tahu kemana, Johan masih berusaha mencari keberadaan Bulan, baginya ini waktu yang tepat untuk mendekati Bulan.

Persiapan Johan memang sudah matang, bahkan ia sudah siap interview di salah satu hotel ternama di jakarta. namun saat ia sedang menuju kontrakkan yang akan ia tempati, tiba-tiba ada dua pria berbadan kekar menghadang langkahnya.

"Siapa kalian?" tanya Johan.

"Siapa kami tidak penting, yang terpenting tunjukkan dimana nyonya Bulan!"

"Aku tidak tahu," jawan Johan.

"Jangan bohong." salah satu pria itu membenak Johan.

"Saya tidak bohong, Saya baru datang di jakarta dua hari yang lalu," kata Johan dengan tenang.

"Trtt... trtt..."

Ponsel salah satu pria itu bergetar dan segera mengangkat panggilan itu dan menjauh dari Johan, sedangkan pria satunya menjaga Johan.

"Lepaskan dia, ikuti dari jauh," ucap Raka dari ujung telepon.

"Baik, pak."

"Ingat, jangan sampai dia tahu kita sedang memata-matai dia." Raka menegaskan perintahnya.

"Baik, Pak."

'Tut.. tut.. tut...' suara panggialan telah di akhiri Raka.

"Lepaskan dia," ucap pria yang telah selesai mengangkat panggilan Raka.

"Kali ini Lo lolos, awas aja jika Lo berhasil terbukti bersalah," ancam kedua pria itu.

Johan merasa aneh dengan kedua pria itu, ia yakin bahwa itu suruhan Bintang, Saat sedang menuju kontrakan yang akan ia tempati Johan bertemu dengan seorang gadis yang telah menunggu di dalam kontrakan itu, dan kedua orang yang mengikuti Johan tadi juga melihat ada sosok gadis di dalam kontrakan tersebut dan segera mereka memberi laporan pada Raka. mereka yakin bahwa itu adalah Bulan, mereka tidak bisa melihat dengan jelas wajag gadis itu namun dari postur tubuhnya sangat mirip dengan Bulan.

Kedua pria itu telah melaporkan kepada Raka, namun ia masih menunggu perintahnya untuk mendatangi kontrakan Johan.

Hingga pesan dari Raka masuk dan memberi perintah pada mereka untuk menemui Johan dan gadis itu

'BRAKKK'

Kedua pria itu menendang pintu yang telah terbuka untuk menggertak Johan dan gadis itu, dan hal itu membuat gadis itu menoleh dan menunjukkan wajah ketakutannya.

Bersambung....