Tubuh Zahra yang mendadak tanpa tenaga tiba-tiba terhuyung kebelakang. namun Mario dengan sigap menangkap tubuh Zahra.
"Apa kamu baik-baik saja Zahra?" Tanya Mario pada Zahra.
"Aku baik-baik saja Mario. katakan apa kamu yang di maksud dengan Tuan muda?"Zahra memandang wajah Mario yang terlihat sendu.
"Katakan Mario?"Desak Zahra.
"Maafkan aku Zahra, selama ini aku menyembunyikan identitas asliku padamu"Wajah Mario semakin sendu saat menatap wajah Zahra yang berubah menjadi diam tanpa ekspresi.
"Katakan sesuatu Zahra"Desak Mario merasa bersalah.
"Apa yang ingin kamu dengar dariku Mario, semua yang terjadi padaku hanyalah kebohongan, kebohongan yang tidak berujung"Mata Zahra mulai berembun, takdir hidupnya benar-benar seperti cerita dalam dongeng. yang membedakan hidupnya tidak berakhir dengan ending yang bahagia.
"Zahra aku bisa jelaskan semuanya, ini tidak sama dengan yang kamu pikirkan"
"Sekarang katakan, apa kamu yang menyelamatkan aku dari kobaran api, saat aku di culik?"Mario menatap Zahra dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Kenapa kamu tidak mau menjawabnya?"
"Zahra aku akui, aku yang menyelamatkanmu dari kobaran api itu, tapi.."
"Tapi apa?"
"Aku tidak membunuh orang yang telah menculikmu"
"Aku tidak pedulikan itu, yang terpenting sekarang anak yang ada dalam kandunganku"
"Kamu benar Zahra, sekarang berdirilah. aku akan berada di belakangmu"Zahra memandang wajah Mario, dirinya marah pada Mario yang telah membohonginya, namun dirinya juga beruntung memiliki teman seperti Mario. berkat Mario dirinya masih hidup hingga saat ini.
"Apa kamu mau memaafkan aku Zahra?"Mario menatap penuh harap pada sahabat sekaligus cinta pertamanya.
"Apa aku punya alasan untuk marah padamu Mario"mendengar perkataan Zahra Mario dengan gerakan spontan memeluk tubuh Zahra.
"Mario katakan apa ada lagi yang kamu sembunyikan lagi dariku?"
"Apa kamu siap mendengarkan apa yang akan aku ceritakan padamu?"
"Apapun itu aku siap mendengarnya"
"Baiklah Zahra akan aku ceritakan padamu"
"Aku adalah Mario Alvizi Pratama, ayahku keturunan dari Amerika, Turki sedangkan ibuku Amalia saudara kandung dari ibu Erick Brianna Wisongko atau yang di kenal dengan panggilan Brian suamimu, Brian dulu sangatlah baik penurut sejak kehadiran Robin orang kepercayaannya sekaligus orang yang di anggapnya sebagai paman ternyata musuh dalam selimut. sekarang apa kamu percaya?"
"Kenapa namamu tidak menyandang nama Wisongko bukankah kalian adalah saudara?'
"Kami memang bersaudara, tapi kami memiliki jalan yang berbeda dan kenapa aku tidak mengunakan nama Wisongko di belakang namaku, Karena ayahku tidak mengijinkannya.ayahku lebih suka jika aku memakai nama belakang keluarga dari Ayahku"
"Tapi bukankah nama belakangmu Pratama?"
"Itu karena nama perusahaan yang ayahku dirikan tanpa kelurga besar ayah atau kelurga ibuku, itu sebabnya aq memakai nama Pratama"
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak banyak bertanya padamu"
"Sssttt itu sama sekali tidak masalah, aku senang jika kamu tidak marah padaku"
"Sekarang kita makan dan setelah ini ada yang ingin aku katakan padamu"
"Apa itu?"
"Sebaiknya kita makan dulu"Usai berkata Mario menyantap makan malam, hari ini adalah hari yang telah lama Mario tunggu-tunggu.
Usai makan malam Mario mengajak Zahra duduk di salah satu kursi yang berada di taman.
"Duduklah"Zahra menurut dia duduk di kursi.
"Katakan apa kamu mencintai Brian. maaf jika pertanyaanku terlalu pribadi lebih baik kamu abaikan saja?"
"Aku tidak mencintainya"
"Apa kamu yakin?"
"Aku yakin Mario"
"Baiklah setelah kamu melahirkan kembalilah bekerja"
"Aku pasti mencari pekerjaan Mario tapi maaf aku tidak ingin kembali kesana lagi, aku ingin pergi ketempat dimana tidak ada yang mengenalku"
"Baiklah aku tau itu, aku sudah menyiapkan semuanya untukmu"
"Mario itu tidak perlu, aku akan mencari pekerjaan sendiri"
"Menurutlah denganku Zahra?"
"Baiklah" mereka saling tersenyum.
Hari-hari yang dilalui Zahra tidak lagi seperti dulu kini sahabatnya ada disampingnya.yang selalu mendukung apapun keputusannya. seperti hari ini Mario mengajak Zahra pergi ke Salah satu pusat perbelanjaan ternama di kota B mereka menuju perlengkapan bayi. mereka sibuk dengan argumen mereka hingga seorang datang menghampiri mereka.
"Bisa saya bantu?" Sapa seorang wanita yang cantik.
"Begini saya ingin semua perlengkapan anak laki-laki, bisakah di saya melihatnya?" Terang Mario.
"Sebentar saya ambilkan" Zahra menatap kesal Mario.
Tidak lama kemudian, barang yang di inginkan Mario berada di hadapan Zahra.
"Mario apa-apa ini, ini pemborosan Mario!!?"Omel Zahra pada Mario.
"Ini bukan pemborosan Zahra, tapi hak anak yang ada dalam kandunganmu, ingat dia juga keponakan aku. apa kamu lupa
ingat aku paman yang ganteng dan tak terkalahkan"
"Narsis.."Zahra benar-benar di buat tidak bisa berkutik, Mario
benar-benar membeli semua yang telah di pilihkan oleh menejer toko. setelah tiga jam mereka di berkeliling akhirnya mereka pulang kerumah.
"Zahra kita makan malam dulu, dari siang kamu tidak makan aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu?"
"Aku baik-baik saja Mario, hanya saja aku tidak berselera makan"Entah kenapa perasaan Zahra tidak karuan. apakah
karena sebentar lagi akan melahirkan atau karena hal lain.
"Tidak kamu harus makan sebelum kamu tidur, ingat anak yang berada di dalam kandunganmu"
"Baiklah" Zahra menuju ruang makan, terlihat Bi Minah telah menyiapkan makanan kesukaannya. Zahra hanya makan berapa suap tiba-tiba perutnya terasa sakit.
"Aaaaggghhhhh...."Zahra meringis kesakitan. Mario dan berapa pelayan segera menolong Zahra.
"Bi siapkan mobil, Zahra akan melahirkan" Teriak Mario pada Bi Minah.