Chereads / Antara Cinta Dan Dendam / Chapter 24 - 24 Maaf.

Chapter 24 - 24 Maaf.

Brian memandang gaun pengantin yang di pakai Zahra saat menikah dengannya, ada rasa nyeri di ulu hatinya.

Namun rasa ego yang tinggi membuatnya menolak keras rasa yang tumbuh di hatinya. berlahan Brian berjalan kearah balkon tempat dimana Zahra menghabiskan waktu lama. sebelum pintu balkon dia kunci.

" Maaf..." Hanya satu kalimat yang mampu di ucapkan Brian.

" Tuan seseorang ingin bertemu dengan anda "

" Siapa ?"

" Nona Selly Tuan "

" Katakan jika aku tidak ada waktu untuk bertemu dengannya "

" Baik Tuan "

" Mario..."

" Vania...?"

" Mario apa yang kamu lakukan disini ?"

" Tidak ada, apa yang kamu lakukan disini Vania ?"

" Aq kebetulan lewat gak sengaja liat kamu disini "

" Van..aku duluan kebetulan orang yang aku tunggu tidak jadi datang "

" Apa kamu akan pulang Mario ?"

" Tidak. aku akan kerumah teman ?"

" Kenapa Vania..?"

" Tidak ada...ya sudah aku kedalam dulu "

" Hati-hati Van...?"

" Oke....kamu juga Mario "

' Begitu kokohnya dinding yang kamu bangun, hingga aku tidak dapat meruntuhkannya '

' Maaf Vania. sampai kapanpun kamu tidak dapat meruntuhkan dinding yang sudah aku bangun. hati ini hanya untuk Zahra '

Setelah berjalan cukup jauh dari restoran, Mario menghubungi seseorang.

" Kembalilah hari ini kita batalkan pertemuan "

" Baik boss..."

' Aku sangat merindukanmu Zahra, sampai kapan rindu ini akan terobati ' Rindu yang tidak akan pernah tersampaikan pada si pemilik rindu. sekian lama dirinya menahan rindu yang telah lama dia pendam. rasa cinta yang semakin hari semakin besar pada wanita yang selalu berada di sampingnya yang kini menjadi milik orang lain. waktu yang telah dia habiskan bersamanya tidaklah cukup untuk mengobati rindu yang kian membakar hatinya. ingatannya kembali di mana dirinya masih bersama Zahra wanita yang cantik dengan senyum yang tidak pernah pudar dari bibirnya yang merah alami. tanpa sadar bibirnya tersenyum mengingat kebersamaan dirinya dengan Zahra.

Flashback

"Zahra. apa yang ku lakukan dengan bunga itu? " Tanya Mario pada Zahra yang telah merusak bunga yang telah ia rangkai.

"Memangnya apa yang aku lakukan Bos?" Kata Zahra berbalik bertanya pada Mario.

"Kau merusak bung yang telah aku rangkai dengan susah payah Zahra!"

"Apa aku tidak salah dengar Bos. lihat apa yang Bos lakukan pada bunga-bunga ini. aku yakin jika para pelanggan yang datang mengambil bunga ini sudah di pastikan mereka akan komplain dan bukan hanya itu saja, toko ini akan ada PHK massal setelah pemilik toko ini menutup tokonya." Ucap Zahra panjang lebar.

"Tidak akan ada PHK, selama aku yang menjadi bis di toko ini dan para pelanggan tidak akan berani komplain pada toko kita. kamu tenang saja Zahra."

"HAH ! tenang yang seperti apa Tuan muda Mario? lihat bagaimana pemilik toko ini yang menghancurkan bunga yang cantik ini!" Mario tertegun mendengar kata-kata Zahra yang menyebutnya seorang Tuan Muda. ya gelar yang telah lama dia lepas kini tanpa sengaja Zahra telah mengingatkannya.

"Bos! kenapa hanya diam lihatlah!" Suara Zahra kembali terdengar membuat Mario kembali tersadar dari lamunannya.

Mata Mario membulat sempurna melihat karyanya yang hancur berantakan akibat Zahra.

"Zahra hentikan! kau benar-benar menghancurkan karya yang aku buat dengan susah payah."

"Apa aku tidak salah dengar, dari tadi kau menyalahkan aku menghancurkan karya mu lihat perbuatanmu Mario. aku harus membuat yang baru dan ini lebih dari sepuluh tangkai yang kau rusak!" Teriak Zahra pada Mario yang hanya berdiri di samping Zahra. Mario menatap sekeliling tempatnya berdiri namun tatapannya terhenti pada setumpuk bunga yang telah dia rangkai dengan susah payah namun hasilnya hal yang menyedihkan.

"Maaf ..." Gumamnya.

"Aku akan membantumu memperbaiki kehancuran ini." Lanjutnya.

"Tidak perlu. pergilah aku akan menyelesaikan dalam waktu singkat karena pemiliknya akan datang untuk mengambil ini semua." Ucap Zahra pada Mario.

Setelah satu jam Zahra telah menyelesaikan semua pekerjaannya, dan para pelanggan yang telah memesan berdatangan. hingga waktu telah menunjukkan pukul lima sore Zahra telah menyelesaikan semua. Mario mendekati Zahra yang tengah duduk namun tangannya tidak berhenti merapikan tangkai bunga yang terlihat berantakan.

"Zahra minumlah." Mario meletakan dua cangkir di samping Zahra.

"Apa kau ingin membunuhku Mario?" Zahra meletakkan kembali cangkir yang berada di tangannya.

"Aku tidak menyuruhmu meminum kopi tapi susu yang aku siapkan." Kita Mario pada Zahra.

"Zahra, bagaimana kelanjutan kuliahmu? apa kau ingin kuliah di kampus yang sama denganku?" Tanya Mario pada Zahra yang berniat melanjutkan kuliahnya setelah setengah tahun menunda kuliahnya.

"Entahlah Mario. aku tidak yakin bisa masuk kampus favorit banyak orang." Ucap Zahra dengan wajah yang sendu, namun dengan hitungan detik senyumnya kembali menghiasai wajahnya.

"Sudahlah, aku tidak ingin memikirkan itu semua Mario, aku hanya ingin mengumpulkan uang yang banyak agar aku bisa memberikan kehidupan yang layak pada Nenek."

"Kenapa tidak kamu cba Zahra, bukankah Vania juga akan masuk kesana?" Kata Mario pada Zahra.

"Ya. nanti akan aku pikirkan Mario, sekarang aku harus bekerja dan membaut Nenek bahagia memiliki cucu seperti diriku ini."

"Kau benar Zahra. tapi aku ingin kamu pergi kesana coba keberuntungan disana ya. pergilah bersama Vania." Mario memberikan semangat pada Zahra.

"Baiklah. terima kasih Mario."

"Sama-sama. sekarang pulanglah sebenar lagi malam." Mario mengacak rambut Zahra. pada saat yang sama suara wanita menggelegar di pendengaran mereka. siapa lagi kalau bukan Vania pelakunya.

"Zahra ...," Vania menghambur ke pelukan Zahra membuat tubuh wanita yang memiliki tinggi Seratus tujuh puluh terhuyung kebelakang. beruntung Mario yang berada di belakangnya dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Vania. kau membuat tulang di tubuhku yang kecil ini remuk."

Ucap Zahra pada Vania.

"Hahaha ... maafkan sahabat yang baik ini Zahra sayang."

"Zahra. bagaimana kalau besok pagi kita pergi ke kampus. kita keberuntungan disana bagaimana? Ayolah Zahra, aku yakin biaya disana tidaklah semahal yang kita dengar. lagi pula tabunganmu sudah lebih dari cukup untuk biaya kuliah disana Zahra." Lanjut.

"Baiklah, besok kita bertemu jam sembilan di sini. setelah aku mengantar sayuran bagaiman?"

"Aku setuju."

"Mario, aku pulang dulu. apa kau masih lama di toko?"

"Tidak aku juga akan pergi kebetulan ada urusan yang harus aku selesaikan."

"Baiklah. Vania apa kau akan bermain kerumah?"

"Tidak Zahra. aku akan pulang mempersiapkan untuk esok hari."

Mereka keluar dari toko milik Mario. setelah mereka tidak terlihat Mario merogoh kantongnya. menghubungi seseorang.

"Besok ada dua wanita yang akan ke kampus, berikan lampiran diskon untuk satu bulan ini, buat serapih mungkin jangan sampai mereka curiga padamu."

"Baik Tuan muda."

Mario mengambil motor kesayangan, dan mengikuti Zahra hingga sampai di rumah.

'Jika dengan cara ini aku bisa menjagamu maka akan aku lakukan seumur hidupku untukmu Zahra.' Mario meninggalkan kediaman sederhana milik nenek Zahra, dia akan menunggu esok hari jika mereka masuk ke universitas yang menjadi incaran wanita yang dia cintai.

Keesokan hari sesuai perjanjian Zahra dengan Vania, kini mereka telah sampai di depan kampus. tidak membutuhkan waktu lama mereka kini berada di ruang dekor dan mereka di nyatakan di terima kuliah disana. di balik tembok Mario tersenyum puas melihat senyum di wajah Zahra kembali terlihat. saat mereka keluar dari ruang Mario berlari bersembunyi di balik pohon namun sayang Vania yang melihatnya.

"Kenapa kau bersembunyi disini?" Tanya Vania pada Mario.

"Tidak ada. aku hanya ingin memastikan kalian bisa lolos kiloan di sini."

"Benarkah. tapi apa yang kau katakan benar Mario kamu di terima kuliah disini. Aahhh aku sangat Bahagia Mario." Vania dan Zahra tersenyum lebar mereka memeluk Mario. membuat Mario mematung saat tanpa sengaja bibirnya mencium pipi Zahra.

Flashback off

Kenangan yang indah yang kini menjadi temannya sepi Mario. cintanya telah pergi, kebodohannya yang membaut Zahra menjadi milik orang lain.