Chereads / Antara Cinta Dan Dendam / Chapter 10 - 10 Terkurung

Chapter 10 - 10 Terkurung

Brian membawa Zahra kembali ke rumah dan membaringkannya di tempat tidur miliknya. dengan berlahan Brian mengusap air mata Zahra yang masih mengalir.

" Kamu gadis yang sangat cantik, bahkan wanita yang selalu bersamaku tidak ada yang secantik kamu. tapi sayang nasibmu akan hancur di tanganku Zahra " tangan terus membelai wajah Zahra dengan lembut.

Seseorang mengetuk pintu kamar Brian dan tak berapa lama masuklah seorang maid membawa baskom berisi air hangat.

" Permisi tuan saya akan membersihkan tubuh nyonya Zahra." dengan rasa takut maid yang bernama Rima mendekati tempat tidur Zahra

" Lakukan dengan cepat, setelah itu hubungi dokter untuk memeriksa keadaannya "

" Baik tuan "

dengan cekatan bibi Rima membersihkan tubuh Zahra dan menggantikan baju tidurnya.

Berapa detik kemudian Zahra selesai di bersihkan dan maid yang melayaninya dengan cepat menghubungi Dokter keluarga Brian.

Tidak menunggu lama seorang dokter datang dan memeriksa kondisi Zahra. dokter yang merasa heran dengan perilaku sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng.

" Wanita yang istimewa, bukankah dia wanita kamu nikahi berapa jam yang lalu ?"

" Katakan apa yang terjadi padanya ?" tanpa menjawab pertanyaan dari sahabat sekaligus dokter pribadinya. Brian melepas pertanyaan mengenai Zahra.

" Dia hanya syok dan tubuhnya sedikit demam setelah beristirahat dia akan sembuh "

" Dan satu lagi. biarkan dia beristirahat malam ini, tubuhnya benar-benar lemah." Dengan senyum menggoda.

setelah kepergian sahabatnya Brian menatap wajah Zahra yang kelihatan pucat. setelah itu pergi keruang kerjanya.

" Tuan. pemakaman Nenek Zahra akan di lakukan besok pagi, apa Tuan dan nyonya akan menghadirinya "

" Ya. aku akan menghadirinya biarkan wanita itu melihat mayat Neneknya untuk terakhir kalinya "

"Baik tuan, kalau begitu saya undur diri "

" Hhmm..."

Brian merebahkan tubuhnya di sofa ruang kerjanya, matanya menerawang kejadian di rumah sakit saat nenek Zahra mengatakan jika dia akan menyesal jika dia menyiksa Zahra, berulang kali Brian memutar otaknya namun tak menemukan jawabannya apa maksud ucapan nenek Zahra. berlahan Brian tertidur di sofa dia tidak berniat kembali kekamar dimana Zahra tertidur setelah di beri obat oleh dokter.

Keesokan paginya Zahra sudah bersiap ke rumah sakit karena jenazah Neneknya masih di rumah sakit. ia ingin melihat untuk terakhir kalinya. Zahra keluar dari kamar namun terhenti saat Brian sudah ada di depan kamarnya dengan penampilan yang luar biasa, dengan setelah jas berwarna hitam dan dasi berwarna navy sangat pas di tubuh atletis Brian.

" Apa kamu akan terus menatapku seperti itu ?" tanya Brian. Zahra yang menatap Brian, dengan memalingkan wajahnya kearah lain.

" Bisa pergi sekarang Brian? " memberanikan diri Zahra bertanya pada Brian.

" Hhumm..."

Zahra melewati Brian, melangkah lebih cepat tanpa menengok ke arah Brian yang berada di belakangnya.

Sang asisten membukakan pintu untuk Brian dan Zahra. mobil melaju dengan kecepatan sedang. hanya membutuhkan waktu tiga puluh lima menit mereka sampai di pemakaman umum.

Zahra berjalan dengan cepat agar lebih dulu sampai, ada hal yang ingin dia ceritakan pada Vania sahabatnya.

" Zahra kamu sudah datang..." Vania melihat rombongan orang berbaju serba hitam di belakang Zahra mengurungkan niatnya Bertanya lebih jauh terlebih terlihat sorot mata Brian yang tajam mengarah pada mereka berdua. meski memakai kaca mata namun Vania tau arah mata Brian tak lepas dari sosok sahabatnya.

" Zahra jangan katakan apapun tuan Brian terus mengawasi kita, aku percaya apapun yang kamu lakukan semua demi Nenek, meski tindakanmu salah Zahra "

" Vania maafkan aku, saat ini aku tidak bisa bicara panjang lebar. tapi aku berjanji padamu suatu saat nanti pasti aku ceritakan. "

" Baiklah Zahra, kamu harus hati-hati."

prosesi pemakaman Nenek berjalan dengan cepat, tidak ada sanak saudara ataupun tetangga yang datang, hanya Vania sang sahabat yang hadir,. setelah kepergian Vania, Brian membawa paksa Zahra, kedalam mobil.

kali ini Brian sendiri yang mengemudikan mobilnya.sedangka Andy sang asisten mengikutinya dari belakang. mobil melaju dengan kecepatan penuh, Brian tidak memperdulikan ketakutan Zahra. yang ada dalam pikiran Brian cepat sampai kerumah.

Mobil yang di kendarai Brian memasuki pekarangan rumah, berhenti di sembarang tempat dengan gerakan cepat Zahra di tarik keluar dari dalam mobil menuju kamar utama dan membanting di tempat tidur.

" Mulai hari ini, kamu di larang keluar dari rumah ini bahkan keluar dari kamar ini mengerti. jika kamu melanggarnya terima akibatnya!!" tanpa melihat Zahra, Brian keluar dari kamar dan membanting pintu sangat keras.

" Nenek kenapa tinggalin Zahra Nek...bawa Zahra pergi dari sini Nek hiks hiks.." Zahra hanya bisa menangis meratapi nasibnya, pengorbanannya untuk menyembuhkan Nenek berakhir dengan linangan air mata.

Di sebuah pulau terpencil seorang pria berdiri dengan gelisah.

" Kamu sudah terlambat nak, dia sudah berhasil mendapatkannya "