"Kenapa harus bawa gue kesini?" tanya Aurel pada Rega.
"Katanya mau penjelasan," jawab Rega disertai dengan senyuman manisnya yang selalu dia berikan untuk Aurel.
"Harus banget di taman? Spesial banget ya alasan lo nggak mau gabung sama Dania?" tanya Aurel pada Rega.
"Biar bisa berduaan sama kamu," jawab Rega dengan memanggil Aurel kamu.
Aurel sedikit tidak percaya kalau ini nyata dan benar benar terjadi, orang yang dia suka memanggil nya dengan kata kamu.
"Udah jangan malu gitu sama calon pacar sendiri," ucap Rega yang melihat pipi Aurel yang sedikit merah.
"Jadi jelasin nggak? Kalau nggak gue balik ke kantin lagi," sahut Aurel menormalkan keadaannya yang sempat dag dig dug.
Rega menjelaskan ke Aurel bahwa Dania menyukainya tanpa menyerah. Padahal Rega sering menolak pemberian Dania, dan bahkan mengatakan secara langsung didepan Dania kalau dirinya sama sekali tidak menyukai Dania dan malah risih dengan Dania.
Aurel yang mendengarkan Rega menjelaskan bahwa tadi tidak ingin berkumpul makan bersama Dania di kantin, sedikit bingung dengan Rega. Dania itu cantik, baik dan pandai juga. Kenapa Rega tidak mau menerima dan malah menjauh karena alasan tidak suka dan risih?
Memang benar jika kita tidak suka dengan seseorang dan orang itu malah mengejar kita bahkan memberi sesuatu membuat kita semakin risih dan semakin ingin menjauh bahkan kalau bisa pindah sekolah.
Rega bisa saja pindah sekolah karena sudah sangat terganggu dengan Dania yang tak ada lelahnya mengejar cintanya, namun Rega berpikir selangkah lagi dia akan naik kelas 12 dan setelah itu lulus jadi dia tidak akan pernah bertemu dengan Dania lagi.
"Kenapa nggak mau sama cewek cantik seperti Dania?" tanya Aurel pada Rega.
"Ada Aurel jadi Rega nggak mau sama Dania." jawab Rega tanpa beban sembari tersenyum manis pada Aurel.
"Dari dulu nolak Dania karena gue?" tanya Aurel memastikan.
"Kalau aku bilang iya, kamu kira kira percaya nggak? Aku harap sih percaya, karena kenyataannya aku nolak Dania karena kamu," jawab Rega dengan jelas.
"Nggak usah aku kamu, alay tau nggak!" kesal Aurel pada Rega,
Aurel kesalnya diluar. Kalau didalam senyum senyum sendiri dan bahkan merasa bahwa dirinya ingin terbang. Kedua remaja yang tengah mengobrol dengan tenang itu tidak sadar kalau sedari tadi ada Dania yang menguping obrolan Aurel dan Rega.
Dania melihat Aurel dan Rega sangat dekat, bahkan dia juga mendengar jelas kalau Rega memanggil Aurel bukan lo gue lagi tapi aku kamu. Tangan Dania mengepal kuat dan manik mata cantiknya berubah tajam seketika dengan tak sadar air matanya jatuh, sangat jelas kalau Dania sakit hati dan mungkin akan membenci Aurel dan juga Rega.
"Gue bukan Dania yang baik lagi! Tunggu balas dendam gue Rega dan Aurel!" Batin Dania dengan tangannya yang masih mengepal kuat dan air mata yang masih mengalir.
Dania kemudian berjalan meninggalkan tempatnya. Sementara Aurel merasa ada yang memperhatikan nya dengan Rega saat ngobrol berdua, memandangi sekitar dan tidak melihat keberadaan seseorang.
"Lihatin apa? Orang yang ngobrol disini lihatnya kemana," ucap Rega pada Aurel.
"Lo ngerasa ada yang merhatiin kita nggak sih?" tanya Aurel pada Rega
Rega melihat ke sekitar dan tidak melihat seorang pun selain dirinya dan Aurel.
"Nggak, nggak ada siapa siapa selain kita berdua disini," jawab Rega.
Mereka berdua kemudian memutuskan untuk kembali ke kantin dan disana hanya terlihat Amira dan Meisha, sementara Dania tidak ada disana. Rega duduk ditempatnya yang tadi dan Aurel masih berdiri disamping Amira.
"Dania kemana?" tanya Aurel pada kedua sahabatnya.
"Tadi katanya ke toilet tapi nggak balik balik," jawab Amira apa adanya. Karena memang tadi Dania bilang kalau mau kekantin sebentar, malah tidak balik balik.
Tidak ada yang menyadari baik Aurel maupun Rega dan para sahabatnya itu, bahwa Dania menguping pembicaraan Aurel dan Rega waktu di taman tadi yang membahas soal Dania.
Sekarang Dania bukan lagi gadis cantik yang polos dan baik, Dania yang sekarang sangat berbeda karena mendengar pernyataan Rega pada Aurel saat berbicara di taman tadi, membuat Dania sakit hati dan ingin membalaskan dendam pada Aurel dan terutama Rega.
"Bodo amat dia nggak balik ke sini, kalian bertiga ambil kursi bawa ke sini kita makan bareng," ajak Rega pada Amira, Aurel dan, Meisha.
"Nggak perlu, kita cari tempat duduk yang lain aja. Kalian semua lanjutan makannya," ucap Aurel, lalu berjalan mencari tempat kosong untuk dia makan bersama Amira dan Meisha.
Rega dan sahabatnya mengiyakan ucapan Aurel dan melanjutkan makan untuk mengisi perut yang lapar sehabis mengikuti mata pelajaran di kelas mereka tadi. Selesai mereka istirahat di kantin pas juga bel masuk berbunyi dan semua siswa siswi yang tadinya di kantin sekarang berjalan menuju kelas masing masing untuk mengikuti pelajaran berikutnya.
Langkah Aurel, Meisha, dan, Amira berhenti karena ada Dania yang menghampiri mereka bertiga dengan wajah pura pura baik dan polos seperti biasanya.
"Tadi kenapa nggak balik balik ke kantin?" tanya Meisha pada Dania.
"Kalau aku balik ke kantin Rega akan pergi dan nggak makan di kantin. Jadi aku ke kelas aja," jawab Dania berbohong.
"Seharusnya kamu balik dan makan bersama kita bertiga, nggak usah pedulikan Rega," jelas Aurel pada Dania yang di balas anggukkan oleh Dania.
"Yasudah kita ke kelas dan kamu juga," ucap Aurel pada Dania yang tersenyum padanya.
Selesai ngobrol sebentar sama Dania, Aurel dan kedua sahabat cantiknya masuk ke kelas. Sementara Dania yang masih berdiri ditempat yang sama, menatap licik Aurel dari belakang dengan tangan mengepal kuat.
"Aurel Erwansyah dan Rega Putra Hariwijaya kalian berdua akan menderita sebentar lagi!" batin Dania dipenuhi dengan amarah dan dendam.
Didalam kelas 11 IPA 1, yang tengah diajar oleh pak Handoko selalu tidak jauh dari kata ribut. Ada Beni yang lupa membawa buku paket, papan tulis yang masih ada coretan spidol dan ada juga yang kepergok makan didalam kelas.
"Jam istirahat sudah habis kenapa kamu malah masih makan?! Didalam kelas pula!" ucap Pak Handoko pada anak muridnya yang tengah makan keripik pisang pedas dan ice cup yang ditaruh di laci meja.
"Masih lapar pak hehehe," sahut siswa itu sembari memberikan cengiran bagai siswa yang tidak punya kesalahan.
"Tadi bapak lihat kamu makan bakso 2 mangkok di kantin! Masih kurang? Perut apa besi itu?!" tanya pak Handoko pada anak muridnya itu yang masih sempat sempatnya memakan keripik pisang.
"Oo jadi bapak tadi mata mata in saya?" tanya balik siswa laki laki itu pada pak Handoko.
"Sudah sudah! Hentikan makan kamu dan kita semua mulai pelajaran hari ini!!" jawab pak Handoko, yang kemudian berjalan ke depan untuk memberi materi dan tak lupa juga untuk memberi hukuman pada anak muridnya tadi.
"Kamu belum saya kasih lolos! Kerjakan buku paket halaman 112- 130. Sekarang!"